Lihat ke Halaman Asli

Syinchan Journal

Seorang Pemikir bebas yang punya kendali atas pikirannya

Teh Walini, Aroma Lokal dan Cerita yang Melegenda

Diperbarui: 5 Desember 2024   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teh (Sumber: Freepik/freepik)

"Tea is the magic key to the vault where my brain is kept." -- Frances Hardinge
( Teh adalah kunci ajaib ke ruang tempat pikiran saya disimpan. )

Ada kehangatan yang tidak pernah gagal mengiringi secangkir teh. Di setiap tegukan, terselip kisah-kisah kecil yang menggambarkan hubungan manusia dengan alam, tradisi, dan momen keheningan. Teh bukan sekadar minuman; ia adalah perjalanan rasa dan memori.

Teh Lokal yang Melegenda

Di suatu daerah, ada satu jenis teh yang memiliki kisah tersendiri---Teh Walini. Dipanen dari kebun teh yang berbaris rapi di dataran tinggi Jawa Barat, teh ini bukan hanya soal aroma atau rasa, tetapi juga sejarah yang mengakar. Konon, kebun teh ini mulai ditanam pada masa kolonial, menjadi saksi bisu pergantian zaman dan cerita tentang kerja keras para petani.

Bagi penduduk sekitar, Teh Walini adalah kebanggaan. Ada kepercayaan bahwa setiap daun yang dipetik membawa berkah, karena ia tumbuh di tanah yang subur dan penuh doa. Mengingatkan kisah seorang petani tua yang pernah berkata, "Setiap kali menyeduh teh ini, saya seperti mendengar gumaman angin di kebun yang mengajarkan tentang ketekunan." Kisah seperti inilah yang membuat teh lokal bukan hanya sekadar produk, tetapi juga warisan yang hidup.

Teh Favorit yang Selalu Ada di Rumah

Setiap rumah memiliki ceritanya masing-masing, dan teh hijau adalah favorit yang tak tergantikan. Ada sesuatu yang menenangkan dalam warnanya yang lembut dan rasanya yang segar. Setiap pagi, aroma teh hijau menjadi pembuka hari, mengalirkan energi baru yang halus dan bersahaja.

Namun, ada satu lagi yang tidak pernah absen---teh melati. Kombinasi aroma melati yang harum dan teh hitam yang kuat selalu menghadirkan nostalgia. Setiap kali menyeduhnya, ingatan saya kembali ke sore hari bersama nenek, duduk di beranda rumah tua, sambil berbincang tentang kehidupan. Secangkir teh melati selalu menjadi perekat generasi, penghubung cerita antara masa lalu dan masa kini.

Ritual Menyeduh Teh

Bicara soal cara penyajian, selalu percaya bahwa menyeduh teh adalah seni kecil yang memerlukan sentuhan pribadi. Ada yang menyukai teh dengan gula, ada pula yang memilihnya polos tanpa tambahan apa pun. Namun, sebenarnya menyeduh teh adalah tentang harmoni: air yang cukup panas, waktu yang tepat, dan suasana hati yang tenang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline