Lihat ke Halaman Asli

Syinchan Journal

Seorang Pemikir bebas yang punya kendali atas pikirannya

Kenapa Menikah Harus Megah? Jawabannya Bikin Mikir Keras!

Diperbarui: 4 Desember 2024   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wedding Illustration(Sumber:freepik/freepic.diller 1)

Ketika mendengar kata "pernikahan," banyak dari kita yang langsung membayangkan pesta besar, dekorasi mewah, ratusan tamu, dan tentu saja biaya yang tak sedikit. Di Indonesia, konsep menikah megah sudah menjadi semacam tradisi tak tertulis, terutama di kalangan masyarakat urban dan menengah ke atas. Namun, di tengah tren ini, pernahkah kita berhenti sejenak untuk bertanya: kenapa menikah harus megah? Apakah benar ini kebutuhan, atau hanya tekanan sosial semata? Yuk, kita bahas lebih dalam.

Tradisi atau Prestise?

Sejarahnya, pernikahan memang menjadi simbol penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Di banyak daerah, pesta pernikahan adalah bentuk penghormatan kepada keluarga besar dan komunitas. Namun, seiring waktu, esensi ini bergeser. Menikah tak lagi sekadar menyatukan dua hati, melainkan menjadi ajang menunjukkan status sosial. Semakin mewah pesta pernikahan, semakin tinggi prestise keluarga yang bersangkutan.

Menurut survei yang dilakukan oleh sebuah platform wedding planner di Indonesia, sekitar 68% pasangan merasa tekanan untuk menggelar pesta pernikahan yang besar datang dari keluarga dan lingkungan sosial mereka. Bahkan, beberapa pasangan rela berutang untuk mewujudkan pernikahan impian. Ini mengindikasikan bahwa norma sosial masih memegang kendali besar dalam keputusan finansial pasangan.

Realitas Biaya Pernikahan

Mari kita lihat angka-angka. Berdasarkan data dari Asosiasi Wedding Organizer Indonesia (AWOI), rata-rata biaya pernikahan di kota besar seperti Jakarta bisa mencapai Rp200 juta hingga Rp500 juta. Angka ini mencakup sewa gedung, katering, dekorasi, dokumentasi, dan kebutuhan lainnya. Bandingkan dengan rata-rata pendapatan bulanan pasangan muda yang berkisar antara Rp7 juta hingga Rp15 juta. Dengan penghasilan ini, berapa tahun mereka perlu menabung untuk menutupi biaya tersebut?

Lebih miris lagi, survei lain menunjukkan bahwa sekitar 30% pasangan muda mengambil pinjaman untuk biaya pernikahan. Hutang ini sering kali menjadi beban finansial yang berat di tahun-tahun awal pernikahan, yang sebenarnya adalah fase kritis untuk membangun kestabilan rumah tangga.

Dampak Psikologis dari Menikah Megah

Tekanan untuk mengadakan pesta mewah tidak hanya berdampak pada finansial, tetapi juga psikologis. Pasangan sering kali merasa cemas atau stres selama proses persiapan pernikahan. Beberapa bahkan mengalami konflik yang serius karena perbedaan pendapat terkait anggaran atau prioritas.

Lebih jauh lagi, rasa kecewa atau malu dapat muncul jika pesta tidak berjalan sesuai ekspektasi. Misalnya, dekorasi yang kurang memuaskan atau tamu yang tidak hadir seperti yang diharapkan. Ini membuat momen bahagia berubah menjadi kenangan penuh tekanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline