Lihat ke Halaman Asli

Bagian (I) Yang Dahulu

Diperbarui: 4 Januari 2016   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

SETIAP manusia yang hidup dibelahan bumi ini, memiliki kisahnya masing-masing. Entah itu bahagia, sedih, duka, dan lara, terendam hingga bercampur rata, menjadi satu kesatuan dan utuh dalam bingkai kenangan indah masa lalu.

Ketika ingin memberi warna pada setiap sisi kehidupan, aku tiba-tiba bergegas dalam heningnya suasana malam, mencoba menerobos arah jarum jam yang tengah menunjukan pukul 02.00 wita. Tersentak, dan aku terdiam, terpaku mencoba menyelami arti dari semua itu.

Perlahan namun pasti, didalam kehehingan malam, aku mulai menerka-nerka segala macam fenomena didalam hidup ini. Mencoba mencari arah dan celah untuk segera memulai langkah demi langkah dalam proses penyatuan prespektif yang ada didalam kepalaku.

Tak pernah terbayangkan kawan, dari deretan prespektif sederhana itu, mampu menimbulkan pertanyaan besar didalam pikiranku, yakni, bagaimana caranya agar aku dapat menghadirkan sebuah karya nyata, demi menebar manfaat yang luas hingga keseluruh alam.

Maka jawabannya adalah Aku harus mau, babak belur dalam menghasilkan karya, berusaha sekuat tenaga, untuk merangkai semua kisah indah masa lalu itu, sehingga menjadi bagian penting dari setiap sudut pandag. Oleh karenanya dibutuhkan kesungguhan dan keyakinan untuk dapat konsisten mewujudkannya.

Hal itu dimulai dari sini, karena aku percaya bahwa kesungguhan dan keyakinan itu, akan mampu memberi warna dari sisi yang gelap. Jika aku coba menerawang jauh kesegala sendi kehidupan, sontak membuat aku sadar dan mengerti akan arti dari sebuah perjuangan.

Bila melihat kisaH dari Rusly Alitanda Lamarae (RAL) yang dahulu, adalah sebuah kisah inspiratif dalam meretas jejak masa lalu. Ada yang indah dari kisah ini, bahwa dirinya selalu berdalih segala sesuatu yang dilakukan, tidaklah semudah membalikan telapak tangan suatu guyonan positif yang sejatinya mampu menggugah motivasi para pendengarnya.

Secara umum, Ral yang dahulu juga menggambarkan peristiwa pada masa kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga menikah dan memiliki anak. Serangkaian kejadian itu, menjadi perlu diketahui oleh pembaca sekalian, karena saya pribadi yakin, akan dapat menambah nilai atau spirit didalam kehidupan kita sehari-hari.

Satu hal yang paling aku kuasai adalah, bagaimana cara Rusly Alitanda Lamarae, dalam mensikapi hidup dan kehidupannya. Dikandung maksud, segala bentuk ekspresi saat dilanda berbagai rasa, itulah yang sangat menguras emosi, sehingga aku kembali yakin bahwa setiap orang memiliki caranya sendiri dalam mensikapi segala persoalan hidup.

Yang membuat aku kagum bahwa, dirinya selalu berpikir positif demi mensyukuri segala anugerah dari sang pencipta, kemudian iapun akan selalu merasa hidup ini sudah ada yang mengatur,“ Semua sudah ada bagian bagiannya tinggal kitanya saja bagai mana mensikapinya bersyukur kah atau berdusta kah kita kepada diri sendiri” Ujar Rusly.

Sungguh kawan, sangat banyak cara kreatif yang ditempuh oleh Rusly Alitanda Lamarae pada masa kecilnya. Walaupun terlihat agak sedikit nyeleneh namun hal hal kecil yang dilakukan, bisa menjadi elegan dan kreatif. Karena apapun yang dilakukan, syarat akan sebuah makna yang tersirat didalamnya. Kemuian spesialnya adalah, ia selalu memiliki alasan yang tak terduga dalam mengambil sebuah keputusan, sungguh sangat cerdas dan berwibawa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline