Lihat ke Halaman Asli

vokscope

Vokscope

Feature: Kedai Makanan Kumuh di Tengah Perkotaan

Diperbarui: 14 November 2023   19:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sunber: dokumentasi pribadi

Pertigaan jalan itu tampaknya tak pernah sepi oleh hilir mudik berbagai jenis kendaraan hingga pejalan kaki. Berbagai macam raut wajah dari orang-orang yang bersimpang-siur di pertigaan itu terpampang secara alamiah dan beragam, menunjukan betapa ramainya pertigaan itu. Deretan kedai yang menjual aneka makanan pun tak luput hadir seakan mewarnai hiruk pikuk yang terjadi di pertigaan itu. 

Kami, tim Vokscope telah merencanakan untuk menelisik tempat itu secara seksama pada Jumat, 10 November 2023 untuk melakukan investigasi pada salah satu kedai makanan di sana serta kaitannya dengan SDGs poin ke-12, yaitu Produksi dan Konsumsi Yang Bertanggung Jawab.

Di tengah terpaan sinar matahari dan debu dari kendaraan yang melintasi pertigaan itu, pukul setengah satu siang hari, kami menginjakkan kaki di salah satu kedai yang berjajar di pertigaan itu. Kedai yang dimaksud adalah kedai sederhana yang menyajikan mie ayam dan bakso yang terletak sangat strategis, tepat di episentrum pertigaan itu. Suasana pertigaan itu kian ramai mengingat waktu makan siang yang tengah berlangsung. 

Kedai yang dikelola oleh pria paruh baya dengan raut wajah ramah itu tampak sudah usang dan tua. Bermodalkan gerobak, meja dan kursi, serta peralatan masak, kedai itu tampak siap menyambut setiap pelanggan yang singgah di sana.

Kedai tersebut tampak sepi pengunjung saat kami singgahi, sehingga mie ayam yang kami pesan tidak butuh waktu lama untuk tiba di meja yang kami tempati. Meskipun demikian, dengan rasa gugup, pemilik kedai menjelaskan bahwa ia sudah berjualan selama kurang lebih 10 tahun di tempat itu dan bisa menjual kurang lebih 50 porsi dalam sehari.

Selama menyantap mie ayam, perhatian kami bukan tertuju pada sensasi memakan mie ayamnya, melainkan pada kondisi sekitar kedai itu. Kursi dan meja yang berbahan dasar kayu terlihat kusam dan lapuk. Mejanya yang dilapisi oleh alas berbahan plastik pun juga terlihat sangat usang dan berwarna pekat. Ketidaknyamanan pengunjung semakin diperparah oleh keberadaan karung berisi sampah dan bak ember untuk mencuci piring yang berada persis di samping meja makan. Kondisi yang porak poranda pada area sekitar kedai itu juga mendatangkan serangga yang identik dengan tempat kotor dan kumuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline