Kalau Anda bergerak di bidang real estate, tentunya sangat familiar dengan istilah Lokasi, Lokasi, Lokasi!
Di dalam karir berlaku pula istilah yang mirip, yakni Sikap, Sikap, Sikap! Saya ingin mengajak Anda memiliki 4 sikap positif yang tidak hanya menolong karir Anda, tapi juga kehidupan pribadi Anda secara utuh.
Sikap Pertama: Miliki Ego yang Sehat
Ego yang sehat sangat menolong Anda menjadi lebih percaya diri tanpa menjadi sombong. Ego sangat penting dalam mengambil keputusan, menentukan arah, dan menjadi optimis. Namun ego yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, dapat menyakiti Anda. Waspadalah dan cek terus ego Anda.
Anda tentu pernah bertemu dengan eksekutif yang sukses. Mereka sangat mudah mendapatkan pekerjaan. Gajinya tinggi, fasilitas dan bonus macam-macam, bahkan dengan jabatan yang sangat menjanjikan. Sayang sekali, ketika eksekutif ini meninggalkan pekerjaannya, tawaran yang sama atau lebih baik belum tentu ada di masa perekonomian seperti sekarang ini. Jika eksekutif ini memiliki ego yang tinggi, ia akan menolak tawaran yang baik atau tidak bersedia bekerja lebih keras mendapatkan tawaran selanjutnya. Ini seperti penjual rumah yang menolak tawaran pertama, lalu menyesal sementara pasar properti terus menurun.
Di sisi lain, Anda mungkin sudah terlalu kecewa dalam mencari pekerjaan sehingga kehilangan kepercayan diri dan menjadi desperate. Waspadalah karena ini hanya akan membuat pemberi kerja semakin tidak tertarik pada Anda.
Coaching dapat menolong Anda mengerti "Siapa Anda" berbeda dari "Apa yang Anda kerjakan". Anda bukanlah pekerjaan Anda! Anda perlu membebaskan diri dari ikatan masa lalu. Anda perlu bebas, rendah hati, dan sekaligus percaya diri, apapun resikonya dalam menemukan pekerjaan berikutnya. Anda harus menginginkan pekerjaan, tapi tidak menjadi desperate akan pekerjaan dan tidak bersikap take-it-or-leave-it.
Sikap Kedua: Terbuka untuk Pengembangan Diri dan Pembelajaran
Apakah Anda bersedia mengembangkan diri secara proaktif menjadi yang terbaik selaras dengan aspirasi danpassion Anda? Tidak semua orang terbuka untuk pengembangan terus-menerus dan sistematis. Kenapa? Karena ini berarti Anda harus melakukan analisa diri yang jujur atas kekuatan dan kelemahan Anda, menerima masukan yang keras dari teman-teman dan penasehat, lalu mengambil langkah-langkah untuk menjadi lebih baik yang nantinya akan membedakan Anda dari yang lain.
Orang yang terbuka biasanya rileks, termotivasi, suportif, bahagia, karismatis, seru, vulnerable, positif, berani mengambil resiko, optimis, mau minta tolong, pendengar yang baik, mau menerima, humoris, bersahabat, fokus, dan hangat. Mereka sering tersenyum, melakukan kontak mata, dan meminta tolong saat membutuhkan.
Sebaliknya, mereka yang tertutup cenderung pendiam, negatif, pemarah, sarkastik, meremehkan, sinis, apatis, arogan, penakut, skeptis, egois, suka mengontrol, menghakimi, dan kurang perhatian. Mereka lebih sering mengeluh, mengambil sikap seorang korban, dan mencoba melakukan segala sesuatu tanpa meminta pertolongan.
Coaching menolong Anda untuk lebih membuka diri terhadap pengembangan dan berani berdiskusi secara jujur.
Sikap Ketiga: Menciptakan Kemungkinan Tanpa Melihat ke Belakang
Hazel Rose Markus, seorang professor psikologi di Stanford University, memperhatikan bahwa tantangan terberat bagi kebanyakan kita adalah melakukan refleksi diri berdasarkan masa lalu dan tugas kita saat ini. Ide kita yang menganggap bahwa apa yang kita lakukan dengan baik sekarang tidak berarti baik untuk karir kita di masa mendatang. Dengan kata lain, kita perlu melepaskan diri dari keterbatasan diri dan belajar lebih kreatif lagi tentang apa yang akan kita lakukan kelak.
Di film Facing the Giants, seorang pemain football memberitahu coach-nya bahwa tidak mungkin tim mereka menang dalam pertandingan weekend ini. Si coach bertanya, "Jadi kita sudah kalah sebelum bertanding?"