Lihat ke Halaman Asli

Vlomaya

TERVERIFIKASI

VLOMAYA (Komunitas vlogger Kompasiana Pemerhati Budaya)

Sate Klatak Ya Satenya Wong Mbantul

Diperbarui: 2 November 2017   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Begitu katanya, sate klatak ya satenya orang (wong) 'mBantul', karena sate klatak hanya ada di Bantul. Memang sepanjang perjalanan dari arah kota Yogyakarta ke arah wisata hutan Pinus di sekitar Imogiri, bertebaran warung-warung atau tempat makan yang menyediakan sate klatak sebagai menu utamanya. 

Berapa waktu lalu, saat ada kegiatan di kota Yogyakarta, sempat saya memperhatikan hal ini (tepatnya memperhatikan setelah diinformasikan oleh pengantar saya) saat saya wisata ke areal Hutan Pinus).

Penasaran, akhirnya sayapun minta berhenti di salah satu warung penyedia sate klatak itu, ingin mencicipi, seperti apakah sate klatak yang menjadi ciri khas warga Bantul itu? Apalagi, informasi yang saya terima dari pengantar itu, sate khas ini dimunculkan pula sebagai ciri khas Yogya saat shooting film Paris I'm in love - yang shootingnya mengambil lokasi di salah satu tempat di Pasar terbesar di Bantul.

"keren dan enaklah pak pokoknya." begitu tambahan komentar yang mengantar saya itu. Iapun rupanya 'wong mBantul' dan bangga lah dengan Bantul-nya.

Sate Klatak menggunakan daging kambing segar - biasanya menggunakan daging paha kambing. Segar karena baru dipotong menjadi irisan kotak-kotak sesuai ukuran sate klatak saat ada yang pesan. Setelah diiris dari daging paha kambing yang menggantung di etalase, dipotong-potong dan ditusukkan ke dua batang besi untuk kemudian di panggang. Satu porsi sate klatak terdiri dari dua tusuk sate. 

Tusukan sate segar ini kemudian tidak dibumbui apa-apa, langsung diletakkan di atas pemanggang tradisional - menggunakan anglo dan arang. Persentuhan antara daging kambing segar dengan api dari bara api di panggangan itu kemudian menimbulkan suara 'klatak..klatak..klatak..klatak' dimana bunyi yang ditimbulkannya itulah yang kemudian menjadi asal-usul mengapa sate tersebut di sebut sate klatak. 

Tidak seperti sate pada umumnya yang disajikan berbarengan dengan bumbu kacang atau irisan cabe bawang dan kubis disiram kecap, sate klatak disajikan dengan kuah gulai (gule). Cara memakannya, sate klatak dilepaskan dari tusukannya kemudian di campurkan dengan kuah gule, barulah kita nikmati kelezatannya.

Menikmati kuliner sate klatak memang betul terasa lezatnya. Kesegaran potongan daging kambing tetap terasa hingga kunyahan terakhirnya. 

Yang belum mencoba menikmati sate klatak dan penasaran, saat berada di Yogyakarta, monggo langsung ke tkp saja di kota Bantul. 

Salam Vlomaya

@kangbugi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline