Lihat ke Halaman Asli

Duet Panas

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13959006201498881155

Pilpres akan datang dalam beberapa bulan lagi ! Persaingan Pilpres tahun ini akan semakin ketat dan panas, karena sudah banyak bermunculan tokoh-tokoh pejabat hebat dan presrasi segudang. Ada Joko Widodo yang mewakili Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang lebih populer karena pencitraan blusukannya dan suka umbar janji tapi tak ditepati.Jenderal TNI (Tentara Nasional Indonesia) purnawirawan Dr. H. Wiranto, SH yang belakangan pencitraan dan kampanyenya lewat Kuis Kebangsaan tapi sejak (20/2/2014) acara resmi dihentikan, karenanya juga konten acara tersebut bersifat tidak netral.

Selera rakyat Indonesia masih suka dengan sosok Militer yang dikenal tegas dan mampu mensejahterakan masyarakat seperti pada masa-masa pemerintahan Soeharto dan Susilo Bambang Yudhoyono. Di jam SBY lebih enak lagi, pendidikan, kesehatan gratis dan serba bersubsidi seperti BBM (Bahan Bakar Minyak), tabung  gas untuk memasak, dll. Tapi, rakyat Indonesia pun mulai jenuh dan muak dengan tipe kepemimpinan SBY yang lembek, lemot, dan keragu-raguan. Contoh dari kasus korupsi di bank Century dan Hambalang. Ada dugaan bahwa SBY takut keluarga cikeas atau kalangan istana seperti Wapres Boediyono terseret kasus korupsi. KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) pun terkesan melindungi  kalangan istana dengan terkesan sembunyi dari media saat Boediyono diperiksa terkait kasus Hambalang.

Jadi, rakyat Indonesia menurut hemat saya sekarang membutuhkan 3 gaya kepemimpinan. Yaitu pertama dari pendiri sekaligus Presiden pertama, Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Gaya kepemimpinan bung karno yang nasionalis sejatih dan tidak mau didikte asing, membuat bangsa Indonesia mandiri. Kedua gaya kepemimpinan Haji Muhammad Soeharto (pak harto), yang mempunyai julukan The Smilling General atau dalam Bahasa Indonesia artinya Sang Jenderal yang Tersenyum adalah ahli strategi Militer, punya pangkat terakhirnya Jenderal Mayor. Beberapa prestasinya seperti pada 5-Oktober-1945 ia menjadi tamat sekolah militer sebagai lulusan terbaik menerima pangkat kopral. Prestasi pak harto juga banyak dalam bidang kesehatan. Untuk mengendalikan jumlah penduduk Indonesia, Soeharto memulai kampanye Keluarga Berencana (KB) yang menganjurkan setiap pasangan untuk memiliki 2 anak. Dalam bidang pendidikan. pak harto mempelopori proyek Wajib Belajar yang bertujuan meningkatkan taraf-taraf tamatan sekolah anak Indonesia. Ketiga SBY, dalam pemerintahan SBY kebebasan pers dibuka dibuka selebar-lebarnya, pertumbuhan ekonominya juga baik. Kemajuan yang telah dicapai pemerintah dalam kurun waktu 2004 sampai 2013. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan periode 2004-2009 rata-rata mencapai sekitar 5, 5 persen per tahun.

Duet Prabowo-JK?

[caption id="attachment_317372" align="alignnone" width="300" caption="Prabowo Subianto dan Jusuf Kalla. Sumber: wikipedia.org"][/caption]

Seiring dengan makin terlihatnya kebusukan dan kemunafikan Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta yang perna didukung oleh Prabowo dan Jusuf Kallah sebagai Cagub pada tahun 2 tahun yang lalu, akhirnya tingkat empati masyarakat DKI terhadap Jokowi menurun. Karena stigma Jokowi pembohong sudah sangat melekat. Contoh janji-janji Jokowi-Ahok yang tak mampu dipenuhi:

1. Memimpin Jakarta selama lima tahun ;

pernyataan ini disampaikan Jokowi dalam jumpa pers di kediaman Megawati Soekarnoputri 2o September 2012.

2.Jokowi-Ahok tidak memakai vojirider atau pengawal bermotor di jalanan ibukota;

3.Mencabut pentungan dan alat kekerasan dari Polisi Pamong Praja;

4.Busway jadi 15 koridor dan penambahan 1.500 armada TransJakarta

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline