Tutup mata bungkamnya media-media nasional yang selama ini mendukung dan getol memberitakan/mempromosikan tentang Jokowi dari hal yang penting sampai tidak terlalu penting seperti Jokowi makan, Jokowi nonton konser, Jokowi kebelet pipis, dll. Terungkapnya rencana pembunuhan terhadap Jokowi, memang harus diberitakan ke khalayak ramai. Jika sebelumnya media seperti Kompas, Detik, Suara Pembaruan, Tempo dan ratusan media berita lainnya yang suka memberitakan pencitraan Jokowi mendadak bungkam. Pada hal informasi rencana pembunuhan terhadap Jokowi itu disampaikan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono sejak selasa pekan lalu (1/4/14).
Keanehan perilaku media massa pendukung Jokowi yang seolah-olah serentak nggan memuat berita yang sangat penting tersebut, menimbulkan kecurigaan dari berbagai kalangan masyarakat.
"Informasi rencana pembunuhan yang diungkap Presiden SBY pasti benar adanya. Jokowi dan orang sekelilingnya, menurut saya sangat mempercayai kebenaran info tersebut. Namun mereka (media-media) tidak memuat berita rencana pembunuhan atas diri Jokowi, lebih dimaksudkan untuk tidak menimbulkan perasaan takut terhadap Jokowi dan orang-orang dekatnya," jelas Fahri Idris, Aktivis antimiras dan pekerja sosial terkemuka di Jakarta, Minggu (6/4/14).
Sedikit media yang memberitakan terkait "Rencana Pembunuhan Jokowi." Sihlakan check di mesin pencari seperti Google, Yahoo, Bing, Ask, dll pasti yang muncul sedikit website yang memberitakan Jokowi akan dibunuh.
[caption id="attachment_318931" align="aligncenter" width="559" caption="Hasil pencarian di Google mengenai rencana pembunuhan Jokowi. Tidak ada media-media cukong pendukung Jokowi. Sumber: capture sendiri"][/caption]
[caption id="attachment_318936" align="aligncenter" width="651" caption="Situs berita netral, Yahoo Indonesia memberitakan tentang rencana pembunuhan terhadap Jokowi. Sumber: capture sendiri"]
[/caption]
Rencana pembunuhan ini terkait dengan dikambing hitamkannya Prabowo Subianto, selaku susilo Bambang Yudhoyono selaku Presiden RI dan Prabowo Subianto, selaku Ketum Partai Gerindra. Pembunuhan terhadap Jokowi diharapkan mereka agar menciptakan kekuatan massa agar menggulingkan pemerintahan SBY, karena mereka tidak ingin Presiden SBY selesai masa jabatan secara paripurna, tanggal 20-Oktober-2014. Agar reputasi SBY ikut kandas seperti reputasi Partainya, Partai Demokrat yang banyak anggotanya terbilang kasus korupsi mega besar seperti Hambalang. Kandaslah mimpi SBY menyelesaikan 2 periode pemerintahan secara baik-baik, dan dicatat sejarah bangsa ini akan buyar bila terjadinya kekuatan massa lewat chaos (kerusuhan). Modusnya itu agar rakyat percaya, jika Jokowi dibunuh, otak pelakunya SBY atau Prabowo adalah dengan cara melambungkan opini sesat. Isu dan opini sesat yang akan mereka tiupkan terus-menerus:
1.Pemilu Telah Dicurangi
2.Pemilu dicurangi untuk gagalkan Jokowi Capres.
Setelah opini atau isu sesat itu pada puncak pemberitaannya oleh media-media bayaran, rakyat sudah mulai termakan...ba...kekok..DOR !! Jokowi dibunuh.
Jokowi tidak boleh dijadikan tumbal oleh kelompok anarki yang mau kacaukan keamanan dan gagalkan Pemilu. Kelompok ini juga adalah "perekayasa/pencipta terorisme Islam jadi-jadian di Indonesia." Kelompok yang adu-domba TNI-Polri dan kelompok ini juga adalah dari tokoh-tokoh yang ingin jadi Presiden RI dulu, tapi gagal. Kelompok ini yang menjadi komperador elit Amerika Serikat dan asing. "Waspadalah...Waspadalah.......Waspadalah" seperti yang dikatakan bang Napi.