Lihat ke Halaman Asli

Varin Kaspi

Karyawan Swasta/Accounting

Partai Pragmatis, Anies Idealis

Diperbarui: 30 Agustus 2024   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Awalnya gw nyalahin Anies atas gagalnya mencalonkan diri sebagai Cagub DKJ. Hal ini karena gw anggap Anies kePeDean untuk mencalonkan diri melalui jalur Partai. Gw memandangnya dalam kaca mata idealis, dimana kalau memang Anies orang yang perduli dengan suatu sistem, maka harusnya konsisten untuk  mengikuti Sistem atau aturan main, jadi kalau memang Independen, maka seharusnya memilih jalur Independen bukan malah melalui jalur partai.

Tapi malam ini, tanggal 29 Agustus 2024, gw mendapatkan pelajaran dari Anies Baswedan ketika beliau menolak tawaran dari PDIP untuk menjadi Cagub Jawa Barat. Pelajaran yang gw dapat setidaknya 1 (satu) melalui konfirmasi juru bicaranya di posko Anies di jalan Brawijaya Jakarta Selatan, dan selebihnya adalah prasangka dan analisa gw aja.

1. Juru bicara Anies menjelaskan bahwa alasan penolakan Anies karena di Jakarta, beliau mau mencalonkan diri atas dasar aspirasi yang diterima dari masyarakat Jakarta dan dari partai-partai tingkat wilayah di jakarta yang menjadi basis pendukungnya dipilpres. Alasan ini banyak yang menganggap sebuah alasan yang normatif sampai akhirnya beliau membuktikan bahwa alasannya di Jakarta, bukanlah alasan yang normatif dengan menolak pencalonan di Jawa Barat. Di Jawa Barat, Anies merasa tidak menerima banyak aspirasi dari masyarakat Jawa Barat, sehingga hal ini mengkonfirmasi bahwa beliau tidak hanya mencari jabatan, tapi benar-benar maju karena diminta oleh baik masyarakat maupun partai-partai.

2. Anies mengajari partai-partai pendukungnya tanpa kata-kata, tanpa sinisme tapi dengan kelegowoan, bahwa politik itu tidak harus pragmatis, tapi harus memiliki nilai atau value bahasa kerennya saat ini, karena politik itu bagian dari hidup karena itulah hidup harus berdasarkan nilai-nilai luhur.

3. Anies mengajarai tentang tidak khianat. Nah ini pelajaran yang sangat penting. Gw menduga bahwa selain alasan nomor satu diatas, Anies juga tidak mau berhadapan dengan Cagub dari PKS, biar bagaimanapun PKS pernah mengusungnya di Pilgub 2017 dan Pilpres 2024. Jadi Anies bukan tidak mau "dianggap" penghianat, tapi memang tidak mau "menjadi" penghianat. Jika ada mengkait-kaitkan dengan Pilpres yang Anies dianggap "menghianati" Prabowo, lihat lagi pernyataannya, cerna baik2x jangan malah jkelihatan bodohnya.

4. Kalau Prabowo memang ingin damai, sejuk mengedepankan persatuan, mulailah kurangi berbicara Julid, ingat anda sekarang adalah Presiden Indonesia, banyak orang yang berharap pada anda, termasuk para pendukung Anies, bukan dengan merangkul semua pihak masuk kedalam kekuasaan dan meniadakan oposisi. 

Jadi, andaikata Anies cuma "cari kerja" atau kekuasaan, Anies pasti terima tawaran PDIP untuk menjadi Cagub diwilayah strategis, provinsi terbesar.

Akhir kata, salut buat Anies Baswedan, tetaplah bernilai, rakyat Indonesia butuh panutan selain orang tua dan guru-guru mereka.

Wassalam

Depok 29 Agustus 2024

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline