Lihat ke Halaman Asli

OPM Tembak Petugas Medis, Dunia Bungkam

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13754154592079070426

[caption id="attachment_270153" align="aligncenter" width="540" caption="ilustrasi: sindikasi.net"][/caption]

Kelompok sipil bersenjata di Papua sekitar dua kali duapuluh empat jam lalu menghadang sebuah mobil ambulance dan memberondongnya dengan tembakan senjata api. Satu petugas kesehatan, Heri Yoman (32 tahun) tewas seketika. Sementara sopir dan seorang mantri kesehatan lainnya luka-luka terkena tembakan.

Tragedi itu terjadi di tempat yang sudah sangat sering menjadi lokasi penyerangan kelompok sipil bersenjata, yaitu di kawasan Puncak Senyum, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Tragisnya, di dalam ambulance itu ada orang sakit warga Tingginambut yang sedang dijemput dari rumahnya untuk dibawa ke RSUD Mulia, sebuah Rumah Sakit milik pemerintah daerah di wilayah itu.

Siapapun pelakunya, saya kira tindakan itu patut dikutuk. Saya kurang paham cara berpikirpace-pace pelaku penembakan itu. Kenapa sasaran tembaknya adalah para mantri kesehatan yang sedang keliling menolong warga yang sakit. Mungkin saja orang sakit yang ditolong itu adalah saudara dan keluarga para pelaku penembakan itu. Kalau motifnya perampokan, apa yang mau dirampok dari sebuah mobil ambulance? Obat merah, jarum suntik, tabung oksigen atau tempat tidur pasien? Tapi kalau motifnya politis, misalnya untuk kampanye internasional tentang eksistensi kelompok sipil bersenjata di Papua, mereka justru akan menuai kecaman.

Dalam aturan perang internasional pun melakukan penyerangan terhadap petugas medis adalah pelanggaran yang sangat berat. Apalagi Papua tidak dalam keadaan perang, tentu pelanggaran itu menjadi kejahatan atau kriminalitas luar biasa.

Diperlukan kecepatan dan ketegasan pihak keamanan dalam menindak tegas setiap pelaku kriminal di wilayah ini. Masukkan para pelaku dalam DPO. Aktivis HAM juga agar realistis melihat permasalahan ini. Atas nama HAM, kutuklah para pelaku penembakan yang biadab ini. Ingat, Papua masih kekurangan tenaga kesehatan. Kami masih membutuhkan sekitar 6.000 tenaga medis lagi. Kenapa tenaga yang sedikit itu malah dibunuh?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline