Lihat ke Halaman Asli

Vivi yunaningsih

Biarkan air mengalir sekehendaknya

Ketika Kakak Beradik Lahir di Tanggal yang Sama

Diperbarui: 7 Februari 2021   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mail.persis.co.id

Kami bukan anak kembar yang lahir di waktu yang sama. Kami adalah kakak beradik yang lahir setelah bertahun-tahun kemudian. Namun ketentuan Tuhan membuat ibu kami melahirkan kami di tanggal yang sama. Beda usiaku sebagai sulung dengan adik laki-lakiku adalah dua tahun, dan beda usiaku dengan adik perempuanku adalah enam tahun. Kami tiga bersaudara lahir di tanggal yang sama, tujuh Februari.

Aneh. Kok bisa? Lahir cesar? Tidak. Kami lahir di era tahun delapan puluhan (entah apakah metode cesar sudah ada apa belum?) Ibu melahirkan kami secara normal dan tidak ada niatan untuk melahirkan di tanggal yang sama, tapi itulah yang terjadi. So, kami selalu merayakan ulang tahun kami dalam satu waktu.

Sedari kecil, ibu merayakan ulang tahun kami bersama. Satu kue ulang tahun untuk tiga anaknya, memanggil anak-anak tetangga yang notabene teman main kami untuk merayakannya bersama. Sebagai anak-anak jelas kami sangat menyukai acara ulang tahun. Makan mie goreng, minum sirup dan menyediakan bingkisan kecil untuk teman-teman bawa pulang, seperti perayaan ulang tahun sederhana pada umumnya. Hemat. Satu acara untuk tiga anak ibu sekaligus.

Yang special setiap ulang tahun adalah kami selalu difoto bareng. Jarak rumah dan studio foto besar di rumah kami tidak jauh, tingal jalan kaki. Seingatku, biasanya kami foto di sore hari. Setelah mandi, ibu memakaikan baju yang sama (masih ingat kan kebiasan dulu kalau kakak adik biasanya dipakaikan baju yang sama, beda ukuran aja, kalaupun laki - perempuan dicarikan yang senada) seperti itulah kami didandani. Beruntung ada tante kami bekerja disana jadi bayarnya dikasih diskon banyak, kata ibu.

Foto-foto itu masih rapi tersimpan di album kenangan di rumah ibu.

Hingga bertahun-tahun kemudian Bulan Februari adalah bulan yang special buat saya dan adik-adik. Meskipun tidak ada lagi perayaan ulang tahun dengan mengundang teman ke rumah, ketika kami masih sekolah dulu, menginjak remaja, ibu selalu buat nasi kuning dan dibagikan ke tetangga, syukuran ulang tahun tiga anaknya. Tetangga kami sudah maklum, tentu saja ibu senang karena tujuh Februari hari special buat anak-anaknya.

Pernah, adik perempuan dikirimi kue tart oleh temannya tapi berhubung dua kakaknya juga berulang tahun dan tidak punya tart jadi kuenya dimakan habis. Si pemilik sah yang baru makan sedikit cuma bisa komplen dan ngambek.

Si kakak sulung perempuan bilang, "salah temannya dong kenapa kasih satu kue, kan yang ulang tahun di rumah ini tiga orang."

Si adik perempuan jawab, "ya minta sama teman masing-masing dong."

Betul juga. Hahaha.

Sekarang kami sudah menikah dan punya keluarga masing-masing, tinggal di kota yang berbeda. Masuk bulan Februari, saya selalu ingat adik-adik, ingat masa kecil kami. Setiap hari itu tiba kami akan saling menelfon, mengucapkan selamat ulang tahun, mengucapkan do'a- do'a terbaik. Ibu dan bapak juga akan menelfon kami memberikan restunya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline