Sudah lebih dari tiga tahun saya menjalani profesi sebagai seorang guru dibawah naungan Badan Kepegawaian Negara alias PNS. Sementara latar belakang saya adalah seorang praktisi HR (Human Resources) diperusahaan lokal selama dua tahun dan perusahaan multinasional selama lima tahun.
Sesuai dengan background pendidikan yang saya ambil, posisi recruitment, training and development dan organization development adalah yang paling banyak dicari oleh orang-orang lulusan Sarjana Psikologi. Disitulah awal pertama saya belajar banyak hal tentang alur bisnis proses sebuah perusahaan, terutama terkait right man for the right place.
Pengalaman saya menjadi praktisi HR memang tidak lebih lama dari rekan-rekan terutama senior seprofesi saya saat itu. Tapi percayalah, pengalaman saya ketika ditolak saat melamar sebuah pekerjaan hingga perubahan jalur profesi yang tidak biasa mungkin adalah pengalaman yang tidak semua orang beruntung mendapatkannya. Setelah saya menjadi seorang pendidik, saya pikir perlu rasanya membagi sedikit cerita ini kepada pemuda diluar sana yang masih bingung menentukan ingin bekerja dimana. Menjadi Pegawai Negeri atau Karyawan Swasta?
1. Proses Rekrutmen
Pada sebagian besar perusahaan di Indonesia, proses rekrutmen biasanya dilakukan dengan memanfaatkan jasa layanan iklan lowongan seperti Jobstreet, Ekrut, dan jasa iklan online lainnya yang dapat dengan mudah diakses melalui smartphone. Jika kebutuhan telah terpenuhi maka iklan segera diturunkan, mengingat biaya pemasangan iklan juga tidak murah. Selain itu ada juga perusahaan yang bekerja sama dengan pemerintahan daerah melalui kegiatan Job Fair yang dilakukan secara langsung pada kurun waktu tertentu. Biasanya kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari program pemerintah dalam meminimalisir angka pengangguran disuatu daerah. Proses rekrutmen ini banyak menarik perhatian para pencari kerja karena prosesnya yang dianggap lebih transparan dan menjanjikan. Namun ada juga bebrapa perusahaan yang sebenarnya tidak benar-benar membuka lowongan melainkan hanya mencari buffer untuk berjaga-jaga ketika mereka membutuhkan personil dalam waktu cepat.
Sedangkan proses rekrutmen PNS biasanya dibuka setahun sekali pada waktu-waktu tertentu. Namun dari sekian banyak Kementerian di Indonesia, tidak semuanya selalu membuka pendaftaran CPNS setiap tahunnya. Ini tergantung dari hasil analisa kebutuhan di tiap-tiap daerah. Menariknya, beberapa tahun terakhir proses seleksi dan rekrutmen sudah menerapkan sistem online. Beberapa kementrian bahkan sudah memiliki media sosial masing-masing untuk mengumumkan adanya informasi pendaftaran CPNS baik melalui Instagram maupun Twitter. Jadi jika kalian tertarik mengikuti perkembangan pendaftaran CPNS, sebaiknya jangan tutup akun media sosial kalian.
2. Proses Seleksi
Perusahaan yang memasang jasa iklan akan mulai menyaring calon karyawan berdasarkan persyaratan awal yang biasanya sudah dicantumkan pada badan iklan seperti latar pendidikan, pengalaman, domisili dan lain sebagainya sesuai dengan kriteria yang dicari. Pada beberapa perusahaan yang aware dengan Human Rights, mereka tidak lagi mencantumkan usia dan jenis kelamin untuk menjaring karyawan. Mereka menganggap setiap orang berhak mendapatkan posisi sesuai dengan kapabilitasnya. Tanpa mempermasalahkan jenis kelamin dan usia.
Dalam proses seleksi karyawan, masing-masing perusahaan memiliki tools yang terkadang berbeda-beda untuk menyeleksi calon karyawan yang sesuai dengan bidang dan tujuan bisnis proses mereka. Tidak hanya kemampuan teknis, perusahaan sekarang cenderung mempertimbangkan value yang dimiliki oleh para kandidat calon karyawan sebelum memutuskan menerima mereka. Ini karena tantangan global yang semakin tahun bukan hanya mengarah pada keberhasilan sebuah sistem namun pada karakter pelaku bisnisnya. Sumber Daya Manusia.