Lihat ke Halaman Asli

Vivi Widya Susanti

Khairunnas anfa'uhum linnas

Cerpen | Senyuman Ane

Diperbarui: 31 Maret 2020   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Namanya Ane.

Dari kejauhan ia nampak seperti seorang gadis desa pada umumnya. Santun. Pemalu. Polos. Dengan memakai kerudung panjang berwarna hitam. Setiap bertemu denganku ia selalu menyapa sambil membungkukkan badannya. Adab khas anak jawa yang masih kental terjaga. Aku selalu mengapresiasi kebaikan-kebaikan kecil itu dengan membuat catatan kecil tentangnya. Bagiku adab selalu diatas ilmu.

Setiap ada guru yang menemuiku untuk berkonsultasi tentang kemampuan akademik Ane yang dibawah rata-rata, aku selalu berusaha meyakinkan mereka bahwa Ane hanya butuh bimbingan dan kesabaran lebih dari pada murid lainnya. Hal itu terjadi terus menerus dalam satu tahun terakhir.

Suatu pagi saat aku hendak menuju Masjid sekolah, kulihat beberapa anak sedang berkerumun. Rupanya anak kelas sebelas. Reni, Winta, Zahra dan Mila. Seperti biasa, gerombolan anak-anak ini selalu bersama kemana-mana. Tak heran jika menjelang sholat dhuhur mereka masih asik berkerumun disamping pohon mangga.

"Assalamualaikum Bu Anggi..", sapa Winta dan ketiga temannya bersamaan yang rupanya telah melihatku sedari tadi. Akupun membalas salam mereka sambil merapikan beberapa kerudung mereka yang tersibak angin seperti biasanya.

Sekilas terlihat rambut panjang milik Mila membuat mataku membesar.

"Lho Mila rambut kamu kenapa?", tanyaku tak sabar karena melihat rambut gadis yang kukenal paling pendiam dikelasnya itu berwarna 'ombre'. Ungu dan merah.

"Waa Mila.. konangan guru BK yee rambute disemir.. hihii..", seloroh Zahra sambil cekikikan meledek Mila diikuti teman-temannya yang lain. Sementara wajah Mila memerah. Antara malu dan takut.

"Anu bu.. ngapunten.. ini kemarin.. anuu..", Mila yang kesulitan menjawab langsung disahut oleh Reni.

"Halaaaa.. wis too ngakuaee.. kuwi sisane malam mingguan wingi tohh karo Nene nak karokean.." 

Aku terdiam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline