Lihat ke Halaman Asli

Bijak dalam Penggunaan, Kunci Optimalisasi Manfaat Bermedia Sosial

Diperbarui: 8 November 2021   01:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini memaksa masyarakat untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru. Adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan mobilitas penduduk membuat masyarakat beralih ke kegiatan online sebagai alternatif untuk tetap bekerja, bersekolah, ataupun melakukan kegiatan lain. Lahirnya kebiasaan baru tersebut menjadikan pola penggunaan media sosial di masyarakat mengalami peningkatan. Banyak orang berbondong-bondong membuat akun baru, seperti: facebook, instagram, serta e-commerce untuk memudahkan dalam berinteraksi dan berbelanja memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Secara harfiah, media sosial merupakan sebuah wadah online dimana penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, maupun menciptakan hal baru secara virtual. Dengan adanya media sosial, masyarakat dapat dengan mudah berinteraksi jarak jauh, memperluas koneksi, dan mendapatkan informasi secara cepat. Sedangkan, dampak buruk apabila digunakan secara berlebihan adalah memperbesar potensi “kecanduan internet”. Banyak masyarakat yang mulai ketergantungan dan merasa “ada yang kurang” ketika satu hari saja tidak mengoperasikan akunnya.

Sebagai pengguna media sosial, sudah sepatutnya kita bijak dalam mengoperasikan akun. Jangan sampai kita mengurung diri dan hanya berselancar di dunia maya saja, tanpa tujuan yang jelas. Ketika memang dirasa memerlukan media sosial secara intens, sebaiknya tetap pada jalur aman yaitu dengan memilah dan memilih konten-konten yang legal, tidak berbau porno, serta tidak mengandung isu SARA.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar akun media sosial kita dapat memberikan manfaat secara optimal, diantaranya adalah dengan melakukan filterisasi terhadap apa saja yang akan disebarluaskan. Kita dapat menentukan terlebih dahulu informasi mana yang sifatnya pribadi serta informasi mana yang dapat dijadikan konsumsi publik. Jangan mengumbar informasi yang memicu terjadinya perselisihan maupun pertikaian, seperti: sindiran, gosip, dan kabar burung.

Meskipun pengguna media sosial memiliki rentang usia yang beragam dari anak-anak hingga lanjut usia, etika dalam berinteraksi juga harus diperhatikan. Gunakan kata-kata yang sopan, menghormati kepada yang lebih tua, menghargai yang lebih muda, serta tidak menilai berita hanya berdasar pada “judul”. Hal tersebut mengingat belakangan ini banyak sekali beredar berita dengan judul yang “melenceng dari isi” semata-mata hanya untuk menarik minat pembaca.

Ketika hendak mengoperasikan media sosial, hindari  saat keadaan emosi dan kelelahan karena dapat berpotensi mengeluarkan kalimat-kalimat “tidak sedap”. Sama halnya pada saat mendapatkan informasi baru, hindari “menelan mentah-mentah” berita dengan tanpa memeriksa kebenarannya. Sudah seharusnya kita sebagai pengguna, menelusuri fakta yang ada dan tidak memberikan opini sebelum benar-benar memahami maksud dan isi berita.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline