Lihat ke Halaman Asli

Cara Mengelola Keuangan Agar Tidak Terlilit Utang

Diperbarui: 7 Agustus 2020   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: kajianpustaka.com

Uang adalah faktor penting dalam menunjang kehidupan kita sehari-hari. Tanpa uang, kebutuhan sandang, pangan, serta papan tidak dapat terpenuhi. Jelas, uang adalah kebutuhan mutlak. Bagaimana jika tiba-tiba kita kekurangan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok kita sehari-hari? Apakah kita akan ber-utang kepada orang lain?

Ya. Menurut saya, lebih baik ber-utang kepada keluarga, saudara, atau teman jika jumlah uang yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Namun, dengan catatan bahwa kita tetap harus melunasinya di saat kita sudah punya uang untuk menggantinya. Jika jumlah yang dipinjam cukup besar, bagaimana? Tergantung. Untuk apa kamu meminjam uang yang cukup besar tersebut? Apakah untuk membuka usaha, biaya pengobatan, biaya pendidikan, membeli barang mewah, atau yang lainnya? Masing-masing pengeluaran yang besar pasti mempunyai solusi nya masing-masing.

Sebagai contoh, jika ingin membuka usaha, dapat mengajukan pinjaman uang di bank untuk modal membuka usaha. Jika biaya yang besar dibutuhkan untuk biaya pengobatan, mintalah pertolongan orang-orang sekitar untuk membantu menggalang dana dan menyebarkannya melalui sosial media. Hal ini akan sangat membantu meringankan biaya pengobatan yang nilainya bisa sampai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

Jika biaya yang dibutuhkan untuk biaya pendidikan, jangan ragu untuk berbicara dengan pihak sekolah atau universitas jika kita sedang terkendala dalam membayar biaya pendidikan. Pasti akan ada solusi dari pihak sekolah atau universitas, asalakan kita berbicara dengan jujur mengenai kondisi ekonomi kita. Jika untuk membeli barang mewah, seperti mobil, motor, rumah, atau yang lainnya, ajukanlah cicilan dalam hal pembayaran. Jangan sampai karena gengsi, kita menghabiskan seluruh tabungan kita dan akhirnya uang yang tersisa hanya tinggal sedikit dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari.

Intinya, jangan ragu untuk meminta pertolongan kepada siapapun. Jika harus ber-utang, pikirkan dengan matang dan bijak berapa lama kita akan melunasi utang tersebut. Jangan sampai kita malah terlilit utang.

Sebagai tips dan trik untuk para pembaca, patokan saya dalam mengelola keuangan adalah:

  • 10% untuk donasi
  • 20% untuk tabungan masa depan (investasi, asuransi, dana cadangan)
  • 30% untuk cicilan (jika tidak ada cicilan, maka bisa dialokasikan ke tabungan masa depan)
  • 40% untuk kebutuhan sehari-hari

Patokan di atas bukan angka mutlak. Jika dirasa terlalu besar atau terlalu kecil, dapat dikurangi atau ditambahkan persentase nya masing-masing sesuai kebutuhan.

Sekarang, mari kita ambil contoh seorang karyawan fresh gradute dengan gaji Rp 5,000,000/bulan dan belum memiliki beban keluarga. Bagaimana ia mengelola Rp 5,000,000 yang sudah ia dapatkan setiap bulannya?

Jika seseorang sudah memiliki penghasilan sendiri, alangkah baiknya jika ia juga menyisihkan sebagian kecil uang yang telah diterimanya untuk ber-donasi. Sekarang, sudah banyak sekali website yang menjadi sarana dalam ber-donasi. Jika karyawan tersebut menyisihkan 10% dari gajinya, maka ia dapat ber-donasi Rp 500,000/bulan.

Kemudian, 20% dari gaji yang didapatkan setiap bulan disisihkan untuk tabungan masa depan. Tabungan masa depan ini bisa dalam bentuk investasi, asuransi, maupun dana cadangan. Berbicara mengenai dana cadangan, setiap orang yang sudah mulai bekerja pastinya menyisihkan uangnya untuk digunakan sebagai dana cadangan. Bagaimana dengan investasi dan asuransi? Mungkin ada para pembaca yang menanyakan, apa pentingnya investasi dan asuransi? Pentingnya kedua hal tersebut adalah untuk melindungi asset kita di masa depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline