-PROLOG-
Dagh, dagh, dagh….
Bapak yang sedang duduk di ruang tamu langsung terlonjak mendengar pintu rumah mereka di ketuk sedemikian kerasnya. Ibu di dapur langsung datang tergopoh-gopoh ke ruang tamu dengan tangan memegang segelas kopi untuk Bapak.
"Siapa toh, Pak. Gedor-gedor pintu begitu," kata Ibu panik.
Bapak tidak menyahut. Ia hanya berdiri dan membukakan pintu. Saat pintu terbuka, tampaklah sosok Pak Lurah dengan wajah kebingungan dan napas terengah-engah.
"Lho, Pak Lurah. Ada apa ini?" tanya Bapak.
"Anak sampeyan…. Anake sampeyan…," Pak Lurah mencoba mengatur napas.
"Anak saya? Anak saya kenapa, Pak?" Ibu mulai cemas mendekati Pak Lurah.
"Mau terjun dari tebing yang ada di seberang belakang Balai Desa!" teriak Pak Lurah sambil tangannya terangkat menunjukkan arah.
Praaang….
Gelas yang ada di tangan Ibu langsung terjatuh. Tubuhnya seketika lemas. Dengan sigap, Bapak berusaha menahan tubuh Ibu. Ibu memandang Bapak dengan tatapan memelas dan cemas.