Sungai atau kali dapat didefinisikan sebagai suatu aliran air di dalam permukaan yang besar dan berbentuk memanjang serta mengalir secara terus-menerus dari hulu menuju ke hilir. Jika ditinjau dari perspektif sejarah, sungai juga berperan penting sebagai peletak berdirinya sebuah peradaban. Hal ini dapat dilihat dari berdirinya peradaban Sungai Nil, peradaban sungai Tigris/Efrat, peradaban di sungai kuning, dan peradaban sungai indus.
Tidak hanya di dunia, Indonesia pun juga pernah memiliki peradaban kuno di tepi sungai yang cukup maju pada masanya, yaitu era Kerajaan Sriwijaya yang berkembang menjadi Kerajaan berbasis maritime terbesar pada masanya.
Munculnya sungai sebagai peletak dalam perkembangan suatu peradaban tentunya tidak dapat dilepaskan kaitan nya dengan fungsi dari sungai itu sendiri. Sungai dulunya difungsikan oleh masyarakat sebagai sarana utama yang menghubungkan komunikasi antar daerah yang satu dengan daerah yang lain, terutamanya daerah-daerah yang terletak di kawasan hulu dengan
daerah --daerah di kawasan hilir sebelum adanya jalur darat. Hal inilah yang kemudian memungkinkan sebuah peradaban untuk tumbuh dan berkembang dengan cukup pesat pada masanya.
Perkembangan peradaban di tepi sungai ini menunjukkan bahwa sungai memiliki peranan yang cukup penting bagi perkembangan kehidupan dan aktivitas sehari-hari manusia. Permanfaatan sungai bagi kehidupan ini menunjukkan adanya ketergantungan dari masyarakat terhadap air sungai, misalnya seperti yang terjadi pada kali mas di Surabaya.
Sungai mas atau yang biasa dikenal oleh masyarakat sebagai kali mas merupakan salah satu sungai yang terdapat di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Sungai ini merupakan bagian pecahan dari sungai Brantas yang berhulu di Kota Mojokerto, dan bermuara di Kota Surabaya. Bagi beberapa tempat di Jawa timur, kali mas dianggap sebagai batas alam antara Kabupaten Sidoarjo dengan Kabupaten Gresik.
Pada era pemerintahan kolonial Belanda, Kali mas banyak dimanfaatkan sebagai sarana transportasi yang ramai digunakan untuk mengangkut berbagai komoditi perdagangan, mulai dari rempah-rempah bahkan hingga hasil tangkapan ikan nelayan. Komoditi-Komoditi tersebut selanjutnya akan dibawa masuk untuk menuju ke daerah-daerah dalam yang ada di Kota Surabaya.
Selain itu, di daerah sekitar kali mas dulunya juga didirikan kampung-kampung pribumi. Dari sinilah kemudian aktivitas disekitar kali mas menjadi ramai. Bahkan kali mas ditetapkan sebagai pelabuhan utama tempat pengumpulan berbagai hasil bumi di Jawa yang akan disiapkan untuk diekspor ke Hindia Belanda.
Pada masa pemerintahan kolonial, kali mas sangat begitu dirawat dan dipelihara dengan baik. Bahkan pemerintah kolonial melakukan pembenahan dan pemeliharaan berupa pengerukan terhadap kali mas tepatnya pada tahun 1920. Pemeliharaan ini dilakukan bukan tanpa sebab, melainkan dalam rangka untuk menunjang aktivitas perdagangan di Kota Surabaya.
Kali mas sendiri telah memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi kegiatan sektor ekonomi pada saat itu. Hal ini mengisayaratkan bahwa pemerintah kolonial benar-benar mengoptimalkan pemanfaatan kali mas dalam rangka mendongkrak nilai perekonomian.
Namun kejayaan dan keindahan dari kali mas itu sendiri kini tidak dapat dinikmati lagi. Hal ini dikarenakan kali mas saat ini sudah tercemar dengan berbagai sampah dan juga limbah industri yang terdapat disekitaran kali mas. Bahkan banyak sekali perusahaan industri yang membuang limbah industri nya ke kali mas yang menyebabkan kali mas tercemar