Lihat ke Halaman Asli

Vivi Nurwida

Mom of 4, mompreneur, penulis, pengemban dakwah yang semoga Allah ridai setiap langkahnya.

Pabrik Narkoba Terbesar di Indonesia Terbongkar, Mampukah Narkoba Diberantas hingga Akar?

Diperbarui: 15 Juli 2024   17:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Edited by penulis melalui Canva

Narkoba atau obat-obatan terlarang masih menjadi masalah serius yang mengancam masyarakat di berbagai negara, tak terkecuali di Indonesia. Semakin hari, semakin banyak siasat yang digunakan untuk memproduksi dan mengedarkan barang haram ini.

Upaya Polri dalam upaya membongkar sindikat jaringan narkoba internasional di Indonesia patut diapresiasi. Polisi berhasil menggerebek pabrik narkoba di Jalan Bukit Barisan, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Tim Mabes polri memastikan bahwa pabrik tersebut merupakan pabrik narkoba terbesar di Indonesia yang dikendalikan oleh jaringan narkotika internasional. Pabrik tersebut berada di rumah kontrakan yang sempat kosong dalam jangka waktu yang lama (Radar Malang, 4-07-2024).

Pabrik narkoba ini sudah beroperasi selama dua bulan dengan mengelabui warga setempat sebagai kantor event organizer (EO). Proses pembuatan narkoba di tempat ini dikendalikan dari negeri jiran, Malaysia. Pada saat penggerebekan ditemukan sebanyak 1,2 ton ganja sintetis, 25.000 butir pil Xanax, dan 25.000 butir pil extasy. Polisi juga menemukan 40 kg bahan baku setara dengan 2 ton produk jadi, juga zat-zat kimia yang dibutuhkan untuk produksi sebanyak 2,1 juta butir pil ekstasi.

Mampukah Diberantas hingga Akar?

Prestasi yang dilakukan oleh polri dalam membongkar kasus sindikat narkoba ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, polri juga mampu membongkar sindikat jaringan narkoba internasional terbesar di Indonesia, dengan Fredy Pratama sebagai mastermind atau pengendali transaksi bisnis narkoba dalam dan luar negeri.

Sebelumnya kita juga mengenal terpidana mati gembong narkoba, Fredy Budiman. Namun, bak mati satu tumbuh seribu, peredaran barang haram ini terus berlanjut. Termasuk, ditemukannya pabrik narkoba terbesar di Indonesia, yang ada di Malang, Jawa Timur. Hal ini menandakan bahwa narkoba kian meresahkan dan belum mampu diberantas dengan tuntas. Lantas, mengapa hal ini terjadi?

Buah Penerapan Sistem Kapitalisme-sekularisme

Budak kenikmatan sesaat yang lemah akan iman adalah sasaran empuk konsumen barang haram ini. Selain menggunakannya sebagai alat untuk bersenang-senang, penggunanya juga menggunakan barang haram ini sebagai solusi saat untuk menghilangkan stres atau sejenak melupakan masalah.

Inilah salah satu yang dilirik oleh produsen narkoba sebagai bisnis yang sangat menggiurkan. Bahkan narkoba bisa menjadi solusi meraih pundi-pundi uang ketika kesempitan ekonomi melanda. Tak heran jika setiap tahunnya bermunculan banyak sekali pecandu dan pengedar narkoba yang berbeda orang. Hal ini dapat kita lihat dari bagaimana kita bisa menyaksikan para pelaku tindak kejahatan narkoba itu berasal dari berbagai kalangan dari ibu rumah tangga, pelajar, artis, hingga para penegak hukum.

Dalam sistem yang diterapkan oleh negara hari ini yakni kapitalisme di mana asasnya adalah sekularisme yaitu pemisahan antara agama dengan kehidupan, mengakibatkan barang haram ini terus saja diproduksi. Sebab, meskipun haram, tingginya permintaan akan menjadikan obat-obat terlarang ini tetap ada. Bahkan, jumlah pengguna, pengedar dan bandar narkoba juga meningkat.

Selain itu, penegakan hukum dalam rangka memberantas narkoba masih menjadi PR besar yang diemban oleh negeri ini. Kinerja polri dalam membongkar dan memberantas kasus narkoba memang patut diapresiasi, namun penegakan hukum atas mereka belum mampu memberikan efek jera. Bahkan, tak jarang sindikat narkoba tetap bisa dikendalikan di balik jeruji besi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline