Lihat ke Halaman Asli

Vivi Nurwida

Mom of 4, mompreneur, penulis, pengemban dakwah yang semoga Allah ridai setiap langkahnya.

Game Online Mengancam Generasi, Negara Harus Peduli

Diperbarui: 1 Mei 2024   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi 


Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi internet, game online pun kian marak.  Peminatnya  semakin bertambah. Bahkan, banyak dari kalangan remaja dan anak-anak yang akhirnya kecanduan untuk bermain game online (gim daring) ini.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak agar Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dapat memblokir gim online yang mengandung kekerasan dan seksualitas. Sebab, gim seperti itu dapat memberi dampak buruk pada anak.
 
 
Menanggapi hal tersebut, Menkominfo, Budi Arie Setiadi mengatakan, siap memblokir gim-gim online tersebut, apabila terbukti bermuatan kekerasan dan pornografi (katadataco.id, 12-04-2024).

Selain itu, pemerintah juga tengah menyusun rancangan Peraturan Presiden tentang peta jalan perlindungan anak di ranah daring. Hal itu diklaim sebagai upaya untuk melindungi anak dari konten maupun game online yang dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Dampak Buruk Game Online

Perkembangan teknologi memang mempunyai manfaat, diantaranya untuk berkomunikasi, membuka cakrawala, alat untuk menyebarkan dakwah, berdiskusi dengan banyak orang lewat media sosial, dan lain sebagainya

Namun, kemajuan teknologi ini juga bisa jadi bumerang, terutama bagi generasi. Salah satunya adalah kecanduan game online (gim daring) ini. Berapa jam waktu yang terbuang sia-sia karena pengaruh permainan daring ini. Studi juga menunjukan, mereka yang kecanduan game online dengan konten yang mengandung kekerasan akan mengalami kecenderungan berbuat kasar, mudah balas dendam, kasar, tidak ramah. Sebab, game tersebut bisa mempengaruhi perasaannya.

Sedangkan dampak buruk yang dapat ditimbulkan dari game online yang bermuatan seksual ialah terjadinya pergaulan bebas, orientasi seks menyimpang, juga kecanduan pornografi. Lantas, akan diarahkan kemana generasi Indonesia jika ancaman game online ini terus dibiarkan?

Butuh Kepedulian Negara
Kemajuan teknologi tentu menjadi suatu hal yang tidak bisa dihindarkan. Hanya saja pemerintah seolah setengah hati mempersiapkan regulasi agar generasi tidak  sampai kebablasan memanfaatkan teknologi.

Tidak ada faktor tunggal dalam permasalahan ini. Sebab, masalah ini merupakan persoalan yang sistemis. Tidak bisa hanya menyalahkan orang tua karena kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya.

Pemerintah sendiri  seolah membiarkan maraknya permainan mempengaruhi generasi. Bahkan, tidak menampakkan upaya serius untuk mencegahnya. Hal ini dapat dilihat dari tindakan yang dilakukan oleh negara untuk mengatasi kecanduan pada generasi hanya dilakukan ketika masyarakat atau adanya aduan.

Akar masalah sebenarnya adalah penerapan sistem kapitalisme. Sistem ini menjadikan standar kebahagiaan adalah mendapatkan materi sebanyak-banyaknya. Pengembang game akan mendapatkan untung berlimpah, provider mendapatnya banyak pelanggan dan keuntungan, negara mendapatkan pemasukan lewat pajak, bahkan game online ini dijadikan cabang olahraga untuk mengatasi pengangguran . Jadi walaupun banyak generasi kecanduan dan mengalahkan dampak buruk lainnya, game online yang merusak akan tetap dipelihara. Sebab, negara hanya memikirkan keuntungan materi, tanpa memikirkan dampak buruk pada generasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline