Kearifan lokal Minangkabau adalah nilai-nilai, tradisi, dan kebijaksanaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Minangkabau, yang berasal dari wilayah Sumatra Barat, Indonesia. Kearifan lokal ini memiliki ciri khas yang kuat dalam aspek budaya, sosial, dan agama. Meskipun sebagian besar kearifan lokal Minangkabau bersumber dari ajaran adat yang telah ada selama berabad-abad, beberapa di antaranya masih terpakai dan terus dipegang teguh oleh masyarakat Minangkabau hingga saat ini. Ada beberapa aspek penting dari kearifan lokal Minangkabau yaitu diantaranya adalah:
1. Adat Parpatiah dan Sistem Kekerabatan Matrilineal
Masyarakat Minangkabau dikenal dengan sistem kekerabatan matrilineal, yaitu garis keturunan yang diturunkan diambil melalui garis keturunan pihak ibu. Dimana, anak-anak mewarisi suku dan harta benda dari ibu mereka, sementara pihak laki-laki cenderung memiliki peran sebagai pelindung atau penjaga harta pusaka. Pada sistem kekerabatan matrilineal ini, memandang pentingnya peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat didalam suatu kaum.
2. Musyawarah dan Mufakat
Musyawarah dalam tradisi Minangkabau seringkali dilakukan oleh tokoh adat , pemimpin keluarga , dan kaum ulama cadiak pandai yang dihormati. Musyawarah biasanya dilakukan untuk dapat mencapai sebuah keputusan, dimana ini dilakukan dengan cara mengumpulkan masyarakat atau kaum dengan mendengarkan pendapat dari beberapa orang tokoh yang mengeluarkan pendapatnya. Setelah proses musyawarah, tujuan akhirnya adalah mufakat , yaitu kesepakatan dan keputusan paling tepat yang diambil dari hasil musyawarah, bukan keputusan yang dipaksakan oleh suatau kaum atau pemimpin adat. Dalam adat Minangkabau, mufakat adalah inti dari keberhasilan musyawarah. Keputusan yang diambil dengan mufakat dianggap sah dan mengikat bagi semua pihak. Hal ini juga menampilkan nilai keadilan , di mana semua suara dihargai dan tidak ada perpecahan antara sesama masyarakat.
3. Falsafah "Alam Minangkabau"
Masyakat Minangkabau memiliki falsafah alam yang sering disebut dengan "Alam Takambang Jadi Guru" yaitu adalah sebuah ungkapan yang memiliki makna mendalam dan mengajarkan bahwa alam adalah sumber kebijaksanaan dan pelajaran hidup yang sangat penting bagi manusia, dimana segala sesuatu yang berasal dari alam semesta ini dapat kita pelajari dan kita jadikan sebagai guru dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
4. Filsafat “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”
Filsafat “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” merupakan salah satu prinsip dasar dalam Minangkabau, dimana Adat memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya dengan Kitabullah (Al-Qur'an) yang dianggap sebagai pedoman utama dalam hidup. Filosofi ini merupakan keselarasan antara adat dan agama saling ketergantungan satu sama lain atau sering disebut tidak dapat dipisahkan. Makna "Adat Basandi Syarak" yaitu prinsip adat atau tradisi dalam masyarakat Minangkabau harus didasarkan pada syariat Islam . Artinya, semua tradisi dan norma yang ada dalam masyarakat Minangkabau harus sesuai dengan ajaran Islam. Seperti contohnya yaitu sistem pernikahan, dimana menikah dilakukan sesuai dengan ajaran agama islam dan prosesi adatnya dilakukan sesuai aturan adat yang berlaku di minang yaitu baralek. Selanjutnya yaitu Makna "Syarak Basandi Kitabullah"yakni prinsip semua hukum atau aturan dalam agama Islam bersumber dari Al-Qur'an , yang merupakan pedoman utama bagi seluruh umat islam didunia ini.
5. Rendah Hati dan Saling Menghargai
Rendah Hati dan Saling Menghormati dalam budaya Minangkabau itu sangat penting, dua nilai penting yang selalu dijunjung tinggi adalah rendah hati dan saling menghormati. Nilai-nilai ini sangat penting untuk menjaga keharmonisan sosial, menghindari konflik, dan memperkuat hubungan antar individu dalam masyarakat. Rendah hati dalam budaya Minangkabau yaitu adalah sikap yang tidak sombong dan tidak dengki serta iri hati. Rendah hati berarti sesederhana , tidak puas diri, dan tidak merasa paling benar diantara banyaknya orang.