Lihat ke Halaman Asli

Selesai dengan Diri Sendiri

Diperbarui: 15 Juli 2016   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Frase "selesai dengan diri sendiri" semakin sering kita dengar, semakin kita mendekati umur-umur wajar kawin. Saking seringnya dipakai dan didengar, pernahkah kita memikirkan sejauh mana seseorang sebaiknya selesai dengan dirinya sebelum mengikat diri dengan orang lain?

Kunjungan saya ke banyak keluarga sedikit banyak memberi pengertian kepada saya bagaimana seharusnya sebuah keluarga dijalankan. Kunjungan tersebut antara lain; kunjungan ke rumah tante dan om, kunjungan ke rumah senior-senior dan kunjungan ke rumah anak-anak yang saya beri les privat.

Selesai dengan diri sendiri (sepertinya) berarti tidak melemparkan kebingungan pada orang lain, we shouldalways give answers and make nobody worried. Ketika suami/istri butuh pertimbangan, ketika anak merajuk, ketika kedatangan relatives dari jauh, dan sebagainya. Salah satu elemen utama yang diperlukan sebagai jawaban (answers) adalah kemapanan finansial.

Ada keluarga dari jauh datang, sebaiknya kita bisa berikan tumpangan. Ada keponakan berlibur ke tempat kita, sebaiknya kita bisa ajak dia jalan-jalan. Ada orang tua berkunjung, sebaiknya kita bisa sediakan waktu. Mungkin lebih luas lagi tidak hanya soal uang, tapi juga waktu dan keikhlasan.

"Selesai dengan diri sendiri" adalah kondisi di mana seseorang punya kemampuan mengendalikan keadaan. Sebaliknya, "belum selesai" berarti masih sangat bergantung kepada kesempatan yang diberikan waktu dan masih menjadi budak kesibukan kita sendiri. "Belum selesai' juga berarti kebingungan ke mana kaki akan melangkah. 

Bayangkan bila pasangan kita atau orang tua pasangan kita bertanya, " Mau ke mana habis ini?" Seyogyanya, yang orang lain butuhkan dari kita hanya jawaban dan bukti konkret (integritas) dari jawaban kita. Lebih dari itu, yang bisa kita berikan adalah eksekusi yang apik.

Selesai juga berarti sudah settled dengan segala hal personal, termasuk manajemen stress dan pengendalian diri. Hidup akan kebanyakan warna dan naik-turun jika kita terkadang masih berlaku tidak dewasa (baper), moody, and I-Need-My-Me-Time.

Berpasangan berarti sudah siap komitmen untuk berkompromi, berkorban, and struggle for the most benefit for both. Selesai dengan diri sendiri juga berarti punya mekanisme yang teruji saat menghadapi kesulitan–ke mana mengadu, bagaimana rebound, dan berupaya untuk tidak menyalahkan orang lain atau keadaan atas hal buruk yang menimpa kita.

Selesai, sederhananya, berarti datang untuk bermitra dengan tidak membawa masalah-masalah pribadi kepada calon mitra kita. That's not their problem in the first place, right? Begitu indahnya jika suatu hari datang padamu dan berkata, i am done with myself, what can WE together? 

Bagaimana kita bisa secara konsisten membahagiakan orang lain jika kita belum bisa membahagiakan diri kita sendiri?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline