Lihat ke Halaman Asli

Kapan Anak-Anak Diajarkan Mengelola Uang?

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kita sebagai orang dewasa mungkin telah terbiasa menetapkan tujuan-tujuan untuk dicapai terkait pengelolaan keuangan kita. Misalnya saat kita berniat membeli rumah atau kendaraan atau barang-barang yang niainya lumayan tinggi, maka kita akan menyisihkan sebagian penghasilan kita dalam rekening khusus untuk mencapai tujuan tersebut. Mungkin juga kita akan memilih menggunakan mekanisme cicilan/kredit dan sebagainya. Hingga sekarang ada tujuan-tujuan tersebut yang teah kita capai, tapi ada pula yang mungkin beum berhasil kita peroleh.

Bagaimana dengan anak-anak? Sejak kapan kita bisa mengajarkan pada mereka mengenai penetapan tujuan dan pengelolaan uang? Memang tidak semua anak terbiasa mendapat uang sejak dini. Uang disini bisa jadi berupa uang saku, hadiah dalam momen tertentu seperti ulang tahun, saat mencapai prestasi tertentu atau memang rutin diberikan orang tua untuk mengajarkan mereka cara menabung. Banyak ahli yang mengatakan kita dapat mulai mengenakan anak dengan cara mengelola uang sejak dini yaitu segera setelah mereka bisa memakan "fisik" uang , tapi ada juga yang berpendapat lebih tepat jika kita memulainya dengan mengajari anak-anak kebiasaan menabung, terutama bagi anak-anak yang masih dalam rentang usia pra sekolah. Tentu saja setiap orang tua bebas menetapkan tujuan yang ingin dicapainya terkait pembelajaran mengenai konsep uang dan pengelolaannya terhadap anak-anak mereka.

Saat anak memasuki usia sekolah dasar atau berada pada rentang usia 6 - 10 tahun, kita tentunya ingin meyakinkan diri bahwa mereka telah cukup mengerti konsep dasar mengenai uang, seperti


  • Mengenali uang secara fisik yaitu apakah anak telah bisa membedakan mana uang kertas dan mana uang logam beserta satuannya, misanya satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan puluhan ribu
  • Bisa menghitung kembalian saat ia menggunakan uang untuk berbelanja
  • Bisa bertanggung jawab terhadap uang yang dimilikinya. Jadi misalnya saat ia kehilangan uang di sakunya, ia harus tahu bahwa orang tua tidak akan mengganti uangnya yang hilang, dan di lain waktu ia harus lebih berhati-hati saat membawa uangnya.
  • Mengerti bahwa barang-barang bisa diperoleh dengan mengeluarkan uang. Bahwa untuk menyediakan keperluan fisiknya  kita perlu membelinya dengan uang. Misanya, kita bisa menunjukkan cara jual beli di supermarket. Dengan demikian mereka juga dapat belajar mengenai konsep hemat dan akan belajar menjaga barang-barang miliknya dengan lebih bertanggung jawab.
  • Bisa mengelola uang saku (jika kita terbiasa memberi mereka uang saku). Pastikan bahwa mereka bisa mengerti peruntukkan uang saku mereka . Misanya kita menetapkan bahwa tujuan memberinya uang sau adalah untuk berjaga-jaga jikalau ia lapar dan kehabisan bekal sehingga dapat membeli makanan di kantin sekolah, sehingga ia perlu di beri tahu untuk tidak menggunakannya sembarangan dan sekaligus saat menginginkan untuk membeli benda lain yang menyebabkan uang sakunya habis tidak untuk tujuan semula.

referensi: http://life.familyeducation.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline