Lihat ke Halaman Asli

Selvia Vide

ASN, Ibu Rumah Tangga, Anak Sekolahan

Celengan, Riwayatmu Kini...

Diperbarui: 14 Agustus 2022   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Celengan Tua peninggalan mertua (Dokpri)

Sehabis melakukan kegiatan arkeologi terhadap benda-benda peninggalan mertua tadi malam (biar serasa Indiana Jones...hahaha), diantara berbagai benda-benda yang membuat terkaget-kaget saya dan suami, seperti guci kecil lucu-lucu, patung keramik Napoleon dan asbak-asbak keramik Cina yang membuat mata suami berbinar-binar saking senangnya ada 'big asbak' saat kongkow-kongkow dengan suami, kutemukan sebuah benda, yang boleh dibilang, sekarang hampir menjadi sejarah. Ya, sebuah celengan. 

Lebay-kah saya. Mungkin itu komentar anda pertama kali yang merupakan generasi Baby Boomers ke belakang seperti saya, tapi coba tanya ke Millenials dan Gen Z, pasti jawaban mereka, "Celengan????.....serius???? mending pakai e-money atau e-wallet?? bisa dibawa-bawa dan banyak diskon. Kuno ach pakai celengan, bikit repot dan nyusahin aja kalau pas perlu..." Itu jawaban yang anda akan terima. 

Seperti saya, yang langsung nginyem dan gak berkomentar lagi. Langsung ngeloyor dan menaruh sang "Celengan" ke tempat tertinggi di lemari pajangan, mungkin 10 tahun dari sekarang, ia akan menjadi benar-benar benda sejarah dan bernilai tinggi untuk dijual, di toko online saya, agar uangnya bisa masuk ke e-wallet. Lumayan..

Berbicara tentang celengan, sejarahnya sama panjang sejak manusia mengenal uang, sebagai alat bayar dan alat pertukaran. Membaca pada situs sejarah celengan di Indonesia, penemuan celengan di situs Trowulan erat dikaitkan dengan perkembangan celengan sejak abad 13 dan 15 masa kerajaan Majapahit dengan berbagai bentuk seperti anak kecil, binatang (babi, gajah, kura-kura atau guci). 

Menurut situs yang lain, penamaan celengan berasal dari kata 'Celeng" (bahasa jawa: binatang babi), sehingga tidak heran bentuk celengan memang terbanyak berbentu binatang babi lucu dengan perutnya yang gendut untuk memuat banyak koin atau uang kertas didalamnya. 

Apakah ini ada kaitannya dengan mitos 'babi ngepet' yang sering mencuri harta kekayaan orang lain? Khusus yang ini saya belum lakukan riset kecil-kecilan, daripada dibilang ngasal, mending tidak saya bahas. 

Jika membaca lebih jauh lagi, di negara Inggris, celengan disebut 'Piggy Bank" yang awalnya diambil dari kata 'pygg' diucapkan 'pug' yang merupakan sejenis tanah liat, karena memang celengan banyak dibuat dari tanah liat dan kemudian ada yang terbuat dari kayu dan keramik. 

Asalnya dari mana sich celengan ini? Sulit dikatakan, ada yang menyatakan dari Indonesia, ada dari Eropa. Saat itu di Indonesia memang banyak menggunakan uang kepengan untuk bertransaksi saat jaman penjajahan, sehingga menyimpan uang kepengan agak sulit untuk itu diperlukan suatu media penyimpanan.

 Masih ingatkan anda semua yang seumuran dengan saya, saat kecil menabung di celengan dan waktu mau jajan kita harus mengorek-ngorek dulu entah dengan sunduk konde milik ibu, atau dengan peniti. 

Dan rasanya senang tak terkira jika yang keluar dari lubang celengan adalah koin dengan nilai terbesar atau uang kertas ratusan. Perasaan senang yang mungkin tidak akan dirasakan oleh Millenials dan Gen Z.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline