Lihat ke Halaman Asli

Ibu Sriyatin, Pedagang Saus Dari Pasar Dinoyo

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13381605962086674797

Sejak bekerja di credit union , saya punya hobi baru yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya : berjalan keluar masuk pasar tradisional. Awalnya hanya membantu teman-teman yang bertugas melayani anggota di pasar, namun kerinduan untuk menjelajah pasar selalu muncul... Bukan karena jajan an pasar yang begitu menggoda lho, tapi karena saya menemukan banyak sekali ilmu dari begitu banyak pedagang, bahkan pengunjung pasar. Salah satunya dari Ibu Sriyantin, pedagang Pasar Dinoyo Malang. Ia mempunyai kios yang khusus berjualan bahan-bahan untuk para pedagang bakso dan mie. Hebatnya dari kiosnya ini dia bisa membiayai sekolah anak-anaknya, membeli rumah, bahkan membeli kendaraan roda empat untuk operasional. “Mengembangkan usaha tidak semudah membalik telapak tangan", ucap Bu Sriyatin ketika saya menceritakan wacana wirausaha akhir-akhir ini. “Saya dan Bapak,” katanya sambil menunjuk suaminya, Pak Chusnul yang mendampingi. ” Kami benar-benar memulai usaha dari nol. “ Bermula dari berjualan kecap, ikan asin dan bawang sebelas tahun yang lalu, Bu Sriyatin mengembangkan usahanya sehingga menjadi sebuah toko yang khusus memenuhi kebutuhan para penjual bakso dan nasi goreng. Tengok saja tokonya yang diberi nama Toko Sriwijaya, disana penuh dengan kebutuhan pembuat dan pedagang bakso seperti tepung kanji, bawang, kecap dan mie basah “Semua itu tidak diraih dengan mudah, “ kata Bu Sriyatin. Mulai beraktivitas dari pukul dua dini hari sampai dengan sore hari, toko ini mulai melayani pembeli yang membutuhkan berbagai macam bahan makanan. Yang paling disukai oleh pelanggan adalah mereka tidak segan memberikan saran dan masukan kepada pembeli tentang bahan-bahan yang sesuai untuk pembuatan bakso yang enak dan disukai. Memulai usaha toko yang mengkhususkan diri pada penyediaan bahan-bahan kebutuhan pedagang bakso ini memang tanpa sengaja. Sebuah toko lain yang berlokasi di sebelah tempatnya berjualan sekarang adalah toko yang menyediakan daging ayam dan daging sapi untuk pedagang bakso. Seringkali pembeli yang mengambil daging di toko sebelah mampir ke tempat Ibu Sriyatin dan menanyakan apakah bisa memperoleh tepung kanji dan bahan-bahan lain disana. Begitu melihat peluang, mulailah ia menjual satu kantong tepung kanji, kecap dan saus. Karena permintaan semakin banyak, mulailah ia sedikit demi sedikit menambah volume dagangannya. Dari 25 kilo tepung yang bahkan belum habis dalam empat hari, saat ini ia sudah menjual 150 kilo tepung kanji dalam sehari. Maka tidak heran, dari modal yang sangat kecil dan hasil memutarkan barang dagangan, perlahan-lahan ia mulai bisa memenuhi impian bersama dengan memiliki tanah dan rumah sendiri, kendaraan, dan memenuhi biaya pendidikan anak-anaknya Kunci Sukses Tanpa ragu Ibu Sriyatin pun serta merta menceritakan kunci suksesnya berusaha.

”Kita harus berbakti kepada orang tua,selalu menghormati mereka serta sekuat tenaga membahagiakannya.” Selain itu tidak takut untuk maju dan bekerja keras.

“Penting sekali berkomitmen pada apa yang sudah kita jalani, “cerita ibu empat anak ini. Kerja keras dan komitmen inilah yang juga diterapkannya kepada anak-anaknya. ”Saya ingin mereka tumbuh menjadi orang yang menghargai kerja keras dan dedikasi dalam meraih sesuatu” Maka tidak heran, Ibu Sriyatin saat ini lebih dikenal sebagai distributor saus . Karena dari sekian banyak dagangannya yang paling diminati adalah saus sambal dan saus tomat. Bahkan khusus untuk saus merk tertentu, Toko Sriwijaya ini dipercaya sebagai distributor tunggal se Malang, omzetnya pun sudah mencapai 12 ton per hari, sehingga saat ini Ia mulai membangun gudang untuk stok persis sebelah rumahnya di sebelah rumahnya Kunci sukses yang lain adalah kepercayaan. “Kami tidak mau mengecewakan pelanggan dengan memberikan barang dengan kualitas nomor dua,” ujar Ibu Sriyatin. “ kami pun harus menjaganya dengan sangat baik. “ Baginya, masa depan adalah sesuatu yang harus dipandang dengan serius. “Kita tidak hidup untuk masa lalu, “ ujar Ibu Sriyatin berfilsafat, “ kita hidup untuk masa depan.” Maka sehari-hari dilaluinya dengan kerja keras yang tiada henti, untuk mempersiapkan masa depan keempat buah hatinya. “Kita harus siap dengan kondisi apapun, sehingga ketika kendala datang, kita tetap bisa berdiri tegak dan terus melangkah,” ujarnya Dari sekantong tepung kanji dan saus menjadi distributor besar, adalah sesuatu yang luar biasa.Kerja keras sudah pasti menjadi jalannya. Siapapun bisa, asal berkomitmen dan konsisten menjalaninya. Jadi, masih mau berpangku tangan? banyak peluang di luar sana menunggu untuk diraih Salam,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline