Lihat ke Halaman Asli

Yuk Mari.... Bungkus Makanan Masa Kecilku

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Siang ini saya sedang mencari oleh-oleh untuk Mbak Ani Winarti di Jakarta. Teman sekantornya, Mbak Dewi, kebetulan sedang di Malang dalam rangka penelitian. Sebelumnya mba Ani yang tergila-gila bakso Malang, pengen banget dibawain bakso. Nah, soal yang satu ini Bakso Presiden (Bakso Khas Malang yang kalah terkenal dengan Bakso Cak Man) punya solusinya. Mereka menyediakan bakso beku, dan bumbu yang sudah diracik. Jadi ntar kalo dad sampe tinggal rebus air, masukin baso nya dan bumbu kuahnya... beres... Namun kendalanya, bakso itu berat, dan bisa cair... jangan2 bagasi mbak Dewi jadi kebahasan (sudah nitip, merepotkan pula, hehehehe....) jadi saya mikir2 alternatif oleh2 yang lain... Karena keripik tempe dan keripik buah sudah biasa... maka saya memikirkan oleh2 yang nggak biasa... cemilan sewaktu saya kecil... dan akhirnya ketemu... hore... Sebenernya udah dibungkus sih... tapi karena saya juga penasaran, mari.. mari dibuka dulu... [caption id="attachment_243752" align="alignnone" width="300" caption="Blinjo Wijen, Koya dan Semprit Larut"][/caption] Nah.... dari tiga makanan ini favorit saya adalah kue koya. Ini bikinan Malang, Jawa Timur.  Rasanya manis. Berserbuk. Berbahan antara lain kacang hijau. Saya tak tahu sejak kapan ada. Ada yang bilang tahun 60-an sudah ada. Yang khas dari koya adalah cara mengemasnya. Kue pipih bundar ini ditumpuk lima kemudian dibalut dengan kertas roti. Keunikan lain: dari kemasan sudah terasa aroma oriental, maksud saya Cina; sungguh bukti keragaman Indonesia. Warna merah, buah delima sebagai merek, nama perusahaan, dan tulisan Tau Sa Ko. Sampai sekarang pabriknya masih tetep, Jl. Tenaga Utara 9, Malang. Perusahaan ini dimiliki oleh 2 bersaudara yaitu Bapak Djunaedi dan Bapak Senosudarmadji [caption id="attachment_243761" align="alignnone" width="300" caption="Kue Koya Delima Tawon"][/caption] Anyway... saya masih punya beberapa oleh oleh lagi, salah satunya, kacang atom. Kalau yang banyak beredar sekarang (seperti Kacang Atom Garuda), kacangnya dilapisi tepung, tapi kacang atom yang saya kenal adalah kacang yang tanpa dibalut tepung... Mmmm... yang dibungkus lainnya adalah marie wijen, marie yang renyah dan manis, dibungkus wijen nan gurih... klop lah.. [caption id="attachment_243800" align="alignnone" width="300" caption="kacang atom"][/caption] [caption id="attachment_243803" align="alignnone" width="300" caption="marie wijen"][/caption] Kalo gitu, mari-mari... saya bungkus dulu ya... yang dititipi segera datang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline