Lihat ke Halaman Asli

Vivien Chen

Jurnalisme Multimedia

Perkembangan Jurnalisme Multimedia

Diperbarui: 8 Oktober 2019   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Perkembangan teknologi, jurnalisme dan industri media berkembang dengan sangat pesat seiring dengan semakin berkembangnya zaman. Teknologi, jurnalisme dan media pada saat ini telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sebab manusia tidak dapat hidup tanpa informasi. Informasi pada saat ini sangat mudah untuk diperoleh melalui berbagai platform media atau biasanya disebut sebagai konvergensi media. Proses globalisasi yang berjalan semakin intensif juga mempercepat konvergensi media dengan mengubah gaya hidup masyarakat dalam mengakses informasi. Konvergensi media merupakan bergabungnya teknologi media atau membagi informasi melalui teknologi digital. Pada saat ini berbagai informasi dapat diakses tidak hanya melalui surat kabar, televisi maupun radio melainkan melalui internet. Dalam konteks teknologi televisi digital menggabungkan akses internet dan dalam smart phone kini telah disediakan dan digabungkan menjadi berbagai aplikasi seperti televisi, radio. Salah satu perkembangan dalam industri media adalah terbentuknya jurnalisme multimedia.
Jurnaslime multimedia merupakan praktik jurnalisme modern yang mendistribusikan konten dalam bentuk berita kepada masyarakat melalui berbagai platform media sehingga pada saat ini jurnalisme multimedia disebut sebagai paket lengkap produk jurnalistik. Membahas mengenai jurnalisme multimedia tentu bersinggungan berbagai istilah-istilah seperti konvergensi, multiplatform dan cross-platform. Terdapat berbagai definisi jurnalistik menurut para ahli. Menurut Fraser Bond jurnalistik adalah suatu produk dapat dikatakan jurnalistik apabila mencakup semua bentuk cara atau kegiatan yang dilakukan hingga sebuah berita dapat tersampaikan kepada publik. Definisi lain dikemukakan oleh Onong U. Effendi bahwa jurnalistik sebagai sebuah tehnik dalam mengelola berita, berawal dari mendapatkan bahan hingga menyebarkannya kepada masyarakat secara luas. Sedangkan definisi dari multimedia adalah pemanfaatan kemajuan teknologi seperti komputer untuk membuat serta menggabungkan beberapa elemen berupa teks, gambar, grafik, audio, video, dan animasi. Multimedia terbagi menjadi dua bagian yaitu multimedia linear dan multimedia non-linear. Multimedia linear berarti konten yang disajikan bersifat aktif dan linear serta proses penyampaiannya berlangsung tanpa kontrol navigasi seperti menonton siaran televisi. Berbeda tentu dengan multimedia linear, multimedia non-linear menawarkan hal yang berbeda yaitu berupa interaktivitas kepada para pengguna sehingga pengguna dapat mengendalikan keberlangsungan proses penyampaian informasi tersebut.
Jurnalisme multimedia disebut juga sebagai jurnalisme kontemporer. Pada saat ini keberadaannya semakin berkembang dan meluas, hal tersebut dapat dinyatakan dari terbentuk dan berkembangnya dengan kehadiran teknologi internet yang kini semakin canggih. Dapat dikatakan jurnalisme komtemporer karena menggunakan lebih dari satu format konten dalam satu kemasan melalui berbagai platform. Hadirnya jurnalisme multimedia juga mendorong pergeseran peran masyarakat. Sebelumnya masyarakat pasif hanya sebagai produsen atau penikmat konten berita saja. Namun pada saat ini telah disediakan ruang partisipasi berbentuk kolom komentar bagi masyarakat agar dapat ikut aktif atau berkomentar didalamnya. Masyarakat dapat mempengaruhi isi konten media dan bertukar informasi kepada orang lain dalam waktu yang bersamaan. Pengguna tidak lagi hanya membaca teks berbentuk tulisan melainkan dapat melihat berbagai bentuk gambar bergerak seperti video, animasi dan gambar. Walaupun menggunakan wadah internet namun jurnalisme multimedia berbeda dengan jurnalisme online melainkan jurnaslime multimedia merupakan bentuk perkembangan terbaru dari jurnalisme online pada era ini. Menurut Deuze jurnalisme multimedia memiliki beberapa tingkatan mulai dari yang sederhana hingga canggih. Pertama, merupakan laporan live televisi. Kedua, slide show foto jurnalistik. Ketiga, berita ringkas yang ditulis oleh jurnalis dan kemudia disebarkanmelalui email dan media sosia Keempat, proyek bersama antara berbagai platform. Kelima, newsroom multi-platform yang terintegrasi penuh yang berarti seluruh tim redaksi media cetak, televisi dan online berkerja sama untuk merencanakan sebuah berita yang nantinya akan didistribusikan di masing-masing platform. Jurnalisme multimedia telah diadopsi oleh semua media online di Eropa dan Amerika.
Sejarah perkembangan jurnalisme multimedia di dunia berawal saat Johannes Gensfleisch Zur Laden Zum Gutenberg pada abad 18 menemukan mesin cetak dan hadirnya radio pada tahun 1920. Ted Nelson pada tahun 1963 mencetuskan hypertext yang dimana merupakan salah satu pilar sejarah bagi jurnalisme multimedia. Departemen Pertahanan Amerika pada tahun 1969 menciptakan jaringan Advanced Research Project Agency  Network (ARPANET) dengan tujuan  menahan serangan nuklir dan menjadi daya pertahanan Amerika Serikat. Pada  tahun 1971 ditemukannya teletext yang disiarkan melalui televisi namun pada saat itu layanan dibatasi. Kemudian pada tahun 1974 untuk pertama kalinya terdapat layanan videotext yang sangat interaktif. Selanjutnya pada tahun 1983 terdapat time magazine diikuti oleh Apple yang memperkenalkan komputer dengan nama "Macintosh". Pada tahun 1985 terdapat 22 negara diseluruh dunia yang terlibat dalam videotext dan teletext. Pada tahun 1990 tercipta World Wide Web (WWW) juga menjadi salah satu tonggak sejarah bagi jurnaslime multimedia. Pada tahun 1993 untuk pertama kalinya di Universitas of Florida terdapat sebuah situs jurnalis. Pada awal tahun 1994 hingga 1997 berbagai konten muncul dan diunggah di internet. Disusul tahun 2000 hingga saat ini sudah banyak media-media baru yang dibuat dan berbasis internet.
Pertama kalinya Indonesia mengenal internet pada tahun 1990an dengan sebutan generasi pertama. Membahas mengenai jurnalisme multimedia di Indonesia tentu tidak terlepas dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang telah ada di dunia. Pada tahun 1990 terlahir situs web berita seperti kompas.com, republika.com dan tempo.co dengan menyajikan konten yang berupa salinan dari media cetak. Pada tahun 1998 tepatnya pertengahan bulan juli, detik.com menjadi acuan situs web bagi banyak orang sebab detik.com selalu menyajikan konten-konten baru yang bersifat staright news, ringkas dan menarik. Hingga saat ini telah banyak kelompok media yang beralih ke jurnalisme multimedia salah satu contohnya seperti viva.co.id milik ANTV dan TV ONE.
Industri multimedia di masa depan membutuhkan jurnalis yang wajib  memiliki keterampilan khusus. Menjalankan profesi sebagai seorang jurnalis multimedia tentu memiliki banyak tuntutan seperti membuat berita terpisah dengan format berbeda untuk versi online. Multitasking menjadi salah satu keterampilan yang wajib dimiliki. Keterampilan jurnalisme multimedia diterapkan disemua proses produksi berita dari news gathering, news processing hingga news presenting. Seorang jurnalis multimedia tidak hanya menulis berita berdasarkan fakta melainkan mengambil serta mengedit video untuk televisi hingga membuat streaming untuk platform web. Kemampuan memilah dan mempresentasikan informasi juga tidak kalah penting agar pembaca tertarik untuk melihat, membaca dan berinteraksi dengan tetap memperhatikan hukum serta etika jurnalistik. Hukum dan etika jurnalistik merupakan elemen penting yang harus selalu diperhatikan karena apabila terjadi kesalahan maka akan dapat berakibat fatal bagi media tersebut sebab dapat salah membentuk opini publik atau hoax sehingga pada akhirnya media tersebut tidak akan dipercaya lagi oleh publik. Salah satu contohnya seperti hal-hal yang mengandung SARA atau hak-hak perempuan. Jurnalisme multimedia di Indonesia akan terus berkembang mengikuti era.

DAFTAR PUSTAKA
AR, Fikri.(2018). Sejarah Media: Transformasi, Pemanfaatan dan Tantangan. UB Press: Malang
Nurudin.(2009). Jurnalisme Masa Kini. PT.Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Sambo, Yusuf.(2017). Pengantar Jurnalisme Multiplatform. Prenadamedia Group: Depok.
Suryati, Indah.(2014). Jurnalistik Suatu Pengantar. Bogor: Ghaliai Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline