Urus Garansi Produk Elektronik, Ribet?

Mungkin pernyataan di atas dialami hampir semua orang yang menggunakan produk elektronik. Mulai dari handphone, kulkas, televisi, komputer, hingga perangkat terpisah komputer lainnya seperti printer.

Pengguna biasanya suka merasa diribetkan dengan prosedur-prosedur yang sulit dan menghabiskan waktu. Seakan-akan dipersulit ketika hendak mengurus garansi produk elektronik.

Sebenarnya belum tentu prosedur di persulit, mungking penggunanya yang tidak memahami betul prosedur dan cara-caranya klaim garansi. Biasanya tata cara prosedur garansi dijelaskan oleh penjual kepada pembeli saat selesai membeli barang. Namun sering kali hal ini disepelekan dan dianggap "nanti saja".

Beberapa waktu lalu saya membeli perangkat komputer, yaitu printer Brother tipe DCP-T300. Saat dijelaskan mengenai prosedur pengaktifan garansi, saya baru “ngeh’ kalau ternyata penting banget aktifkan garansi setelah pembelian. Biasanya saya mendengarkan sambil lalu karena pikir akan membaca sendiri di rumah. Nyatanya begitu sampai di rumah, saya disibukan oleh hal lain dan membaca panduan garansi pun terlupakan.

Penjual printer di Mangga Dua menjelaskan bahwa garansi itu penting karena rugi sudah kita bayar tapi tidak segera aktifkan maksimal 14 hari setelah pembelian. Cepet-cepet deh saya aktifkan karena tidak mau kecele kedua kali setelah microwave saya garansinya tidak berlaku karena tidak diaktifkan garansinya.  

Setelah saya baca seksama petunjuk di kartu garansi warna oranye, saya kaget ternyata garansi yang diberikan untuk printer Brother cukup lama dibandingkan merek-merek lain. 3 tahun garansi loh. Tapi pastinya ada ketentuan seperti selalu menggunakan tinta original, kalau tidak, ya tidak berlaku garansinya.

So, itu pengalaman saya yang mau saya share ke pengguna produk-produk elektronik. Ketika membeli produk, kita sudah sekalian membayar garansi nya loh. Jadi jangan di sia-siakan dan harus dipergunakan semaksimal mungkin. Apalagi yang periode garansinya lama kaya printer baru saya :)