Pada artikel iki kita akan membahas mengenai Gangguan Perkembangan Membaca (Reseptif dan Ekspresif) yaitu Gangguan Perkembangan Membaca, Tanda-tanda gangguan perkembangan membaca, Faktor yang mempengaruhi gangguan perkembangan membaca dan Terapi dalam gangguan perkembangan membaca. Waktu pelajaran biasanya kita di dikte kita kesulitan menncatat. Apalagi kalau gurunya ngomongnya lebih cepet tangan kalah cepet dari pada nyatatan kita alhasil tulisannya nggak bisa kebaca. Padahal itu tulisan kita sendiri ataupun tenan-teman pernah baca buku tapi belum paham-paham juga butuh pengulangan berkali-kali demi tahu maksudnya.
Apa pengalaman dulu waktu kecil dulu itu merasa bahwa semua teman itu udah bisa membaca sejak TK sedangkan diri sendiri merasa sampai SD kelas 1 ataupun 2 sama sekali belum lancar membaca kok bisanya terlambat dalam hal itu sebernya ada apa sih apa ada masalah dengan otak nah apa sih maalahnya apakah frustasi banget.
Kalau kita dalam proses belajar kesulitan membawa menulis atau mengejar kalau yang sudah remaja atau dewasa dicoba saat dia aja contohnya dalam bahasa inggris misalnya susah mengucapnya yang benar. Makanya atau cara ngomongnya pasti blepotan mungkin anak kecil wajarlah ya dimasa pertumbuhan memang masih belajar membaca dengan cara mengajar atau menulis tapi kalau yang agak dewasa kayak itu lucu. Semua orang itu memang lagi proses belajar. ternyata hal seperti ini sering disebut dengan istilah disleksia. Apa itu dislesia yaitu gangguan perkembangan membaca penyebabnya disleksia itu sendiri diduga terkait dengan kelainan gen yang mempengauhi kinerja otak dalam membaca dan memperbaharui pemicu kelainan gen antara lain bisa terjadi karena infeksi atau paparan nikotin alkohol dan nafsu pada masa kehamilan. Selanjutnya lahir prematur atau gangguan belajar dalam keluarga keluarganya kurang harmonis biasanya anak jadi kurang perhatian yang menyebabkan anak itu kurang semangat belajar membaca dan tidak adanya dukungan dari orang tua.
Kita bisa cek dari beberapa gejala-gejala seseorang itu menginap disleksia atau tidak yang pertama apakah perkembangan bicaranya lebih lamba dibandingkan anak-anak seusianya yang.
Kedua apakah kesulitan proses dan memahami apa yang ia duduk apa yang ia dengar yang ketiga apakah kesulitan apakah kesulitan menemukan kata yang tepat untuk menjawab suatu pertnyaan keempat apakah kesulitan mengucapkan kata yang tidak umum kesulitan mempelajari bahasa asing atau kesulitan mempelajari bahasa asing atau kesulitan dalam mengingat sesuatu atau kesulitan dalam mengerjakan. Membaca ia menulis dan berhitung yang selanjutnya lambat dalam menyelesaikn tugas membaca atau menulis ke sembilan selanjutnya lambat dalam mempelajari nama dan bunyi abjad angka sepuluh menghindari aktivitas membaca dan menulis yang ke sebelas kesulitan mengingat huruf angka dan warna yang ke dua belas kesulitan memahami tatabahasa dan membei imbuhan pada kata yang ke tiga belas sering salah dalam mengucapkan nama atau kata biasanya ada beberapa faktor yang membuat seseorang di disleksia sepertinya apakah anggota keluarganya pun punya riwayat gangguan dalam kemampuan belajar apakah ada masalah dalam kemampuan belajaar apakah ada masalah dalam keluarganya apakah da gngguan saraf otak dan pendngaran apakah ada depresi atau kecemasan yng mempengaruhi kemampuan belajarnya terkhir apakah secara akademik bagus atau tidak.
Sebenarnya disleksia ini telah memandang usia lo dimulai dari usia 1-2 tahun anak beresiko tinggi mengalami disleksia karena orangtua kurang memperhatikan perkembangan bahasanya usia 2-5 tahun anak susuh mengingat atau mempelajari nama huruf sampai kesulitan mengenal huruf pada namanya sendiri usia 5-6 tahun karena selalu mengeluh betapa sulitnya membaca usia 6-15 tahun sangat lambat. Dalam belajar membaca terlalu lambat atau canggung saat membaca dan kesulitan untuk mengenal kata-kata baru usia lima belas ke atas mulai menghindari membaca dengan malu-malu dalam situasi apapun sering berhenti dan ragu-ragu saat berbicara mereka juga menggunakan banyak hmm untuk berfikir senyum menggunakan bahasa yang tidak jelas dan tidak tepat tidak merespon cepet dalam percakapan dan memiliki kosakata yang sangat tebatas.
Terus bagaimana nah cara mengatasinya yaitu dengan cara biasakan membaca buat situasi yang menyenangkan pilihlah buku bacaan fovorit kalian atau manfaatkan teknologi zaman sekarang seperti pragram text to speech membaca teks tertera dilayar guna melatih indera panglihatan dan pendengaran terapinya terdapat empat yaitu pertama orton giling ham ini tuh menolakkan huruf dengan suara dan mengenali cara pengucapan huruf tersebut caranya seperti itu. Yang kedua intruksi multi-sensor caranya dengan mengajarkan anak mengunakan seluruh inderanya seperti sentuhan, pengliatan, pendengaran, penciuman dan gerakan untuk membantunya belajar. Yang ketiga relatedness sonic yaitu memanfaatkan kemampuan visual dan auditori anak dengan cara menanamkan huruf sesuai dengan bunyi bacaannya misalnya ini huruf b yang di bunyi yang dibuyikan berbagai huruf c misalnya dibunyikan cecak dan lain sebagainya yang keempat terakhir visual panglihatan dan auditori pendengaran membantu anak mengenal huruf dan membaca huruf tersebut dalam suatu kata ataupun kalimat nah mungkin ini dapat membantu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H