Lihat ke Halaman Asli

Satu Hari di Kyoto

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1325488875463207961

Pertengahan desember lalu saya dan dua saudara laki-laki saya pergi backpacking ke Jepang. Kami menginap di Tokyo selama 3 malam, tapi menyempatkan diri mengunjungi Kyoto selama satu hari penuh. Hari pertama tiba di Tokyo (12/12) suhunya 1°C, rasanya malah lebih hangat di dalam pesawat. Dan hari-hari berikutnya suhu semakin dingin, terlebih lagi Kyoto dan Yokohama. Hari kedua kami di Jepang (13/12) dihabiskan di Kyoto. Naik kereta shinkansen pagi dari stasiun Tokyo, dan tiba di Kyoto sekitar jam 10 pagi. Perjalanan menggunakan shinkansen tipe Hikari untuk rute Tokyo-Kyoto kira-kira 2,5 jam. Dalam perjalanan sempat melihat pemandangan gunung Fuji, rasanya sayang sekali kami tidak sempat pergi ke sana. Tiba di stasiun Kyoto, hal pertama yang terlintas di pikiran saya adalah "wooow, stasiunnya mewah kayak mall". Arsitektur stasiunnya mewah dan didominasi dinding warna gelap, sehingga tampak seperti pusat perbelanjaan elit. Selain itu stasiun ini bersebelahan langsung dengan Isetan, sebuah mall elit.

13254890921696120266

Dari stasiun kami naik bus menuju The Golden Temple alias Kinkakuji. Dari sejak pintu gerbang Kinkakuji saja sudah banyak objek foto menarik. Tapi untuk memasuki area Kinkakuji kita harus membayar 400 yen/orang. Tidak akan terasa mahal deh kalau demi melihat-lihat si kuil emas.

1325491008525944134

Selain bisa dapat banyak foto menarik di sini, kita juga bisa sekalian beli oleh-oleh berupa gantungan kunci, jimat, atau kue-kue khas Kyoto. Ada banyak sekali toko oleh-oleh di sekitar area pintu keluar Kinkakuji. Tapi karena kami bertiga kedinginan, nomor satu yang kami cari adalah vending machine yang menjual minuman hangat. Setelah puas di Kinkakuji, kami melanjutkan perjalanan naik bus menuju daerah Gion. Kata orang-orang, di sekitar Gion masih banyak terdapat rumah-rumah Jepang dengan disain klasik/kuno, seperti yang terlihat di film Memoirs of Geisha. Kami bertiga jalan kaki dari halte bus Gion menuju area Kiyomizudera, tapi hanya sedikit sekali rumah klasik yang terlihat. Mungkin kami salah arah, sayang sekali. Dan lagi-lagi karena kedinginan dan kelaparan, kami masuk ke sebuah restoran kecil untuk makan sore. Di dekat restoran ini ada sebuah kuil kecil yang sedang menggelar sebuah acara adat, banyak sekali gadis-gadis cantik berkeliaran dengan pakaian kimono. Dua saudara saya, Agung dan Bayu, mengambil kesempatan untuk berfoto dengan mereka.

1325491240410103375

Kyoto ini memang kota kuil, kalian akan menemukan banyak sekali kuil di sini. Tujuan kami adalah Kiyomizudera, salah satu kuil terbesar di Kyoto selain Kinkakuji. Setelah jalan kaki lumayan jauh, baru saya sadar kalau Kiyomizudera itu letaknya jauh menuju dataran tinggi, dan susah diakses menggunakan angkutan umum. Jalan kaki dari jalan raya menuju ke sana itu rasanya mustahil bagi kami. Selain itu Kiyomizudera hanya buka sampai jam 4 sore saja, sedangkan saat itu sudah jam 3 sore. Agak kecewa, akhirnya kami membatalkan kunjungan ke sana dan naik bus kembali ke stasiun Kyoto. Dari stasiun Kyoto kami naik shinkansen lagi menuju Tokyo. Anehnya, kereta pulang kami ini lebih ramai daripada waktu berangkat tadi pagi. Untunglah kami dapat 3 kursi kosong berderet. Sampai jumpa Kyoto, lain kali saya akan sempatkan ke Kiyomizudera.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline