Ingin kupuisikan rasa rinduku padamu, tetapi mengatakan cinta itu lebih sempurna. Jalan memang terasa begitu panjang untuk dilalui. Tetapi mimpi-mimpi indah tentang cinta senantiasa terus memburu dan mengejar, hingga kadang hati rasanya menjadi gundah dan gelisah. Cinta selalu berdiri di dua sisi yang saling bertolak belakang. Antara bahagia dan sakit hati, antara rindu dan gelisah.
Di balik itu semua, kadang kita bertanya, apakah makna cinta sesungguhnya? Salahkah diri ini, jika perasaan harus jatuh cinta? Atau apakah ada orang di luar sana, yang tiba-tiba jatuh cinta pada kita, sementara kita sendiri tak pernah tahu perasaannya! Dalam beberapa penelitian, teori pembenaran tentang perasaan seseorang, antara laki-laki dan perempuan "kadang" disimpulkan bahwa kaum perempuan lebih bersifat introvert (tertutup) dibanding kaum laki-laki.
Tak sedikit yang memaknai, bahwa cinta itu adalah hal-hal yang terindah yang hadir dalam hidup kita. Cinta dilukiskan sebagai hal atau peristiwa yang sederhana tetapi kenapa kadang menjadi begitu sulit untuk diungkapkan? Sebuah misteri tentang cinta punya catatan dan kenangan masing-masing. Ada yang berakhir dengan "happy ending", tetapi ada juga yang berakhir tragis. Pahit dan terasa luka.
Bertahun-tahun saya menulis cerita-cerita fiksi, seperti puisi, cerpen dan cerita fiksi lainnya. Sungguh, tak mudah melepaskan berbagai cerita fiksi dari hal-hal yang berbau cinta. Kadang untuk mendalami karakter peran bagi tokoh yang dihadirkan dalam cerita tersebut, bagaimana saya harus menumpahkan seluruh perasaan agar saya menjadi tokoh dalam cerita tersebut. Ada hal yang terasa menjadi berat, bahwa meski cerita itu hanya fiksi, tetapi seperti keadaan nyata yang sudah atau pernah terjadi.
Kekuatan kata, menjadi daya minat pembaca untuk terus membaca cerita hingga akhir. Maka untuk merangkai kata demi kata menjadi sebuah kekuatan cerita, sangat diperlukan motivasi yang kuat, di samping juga sumber inspirasi dalam menulis. Setiap penulis ingin agar hasil karyanya bisa dibaca oleh masyarakat, tetapi ini bukanlah hal yang mudah. Sebuah proses pasti akan dilewati dengan berbagai kontradiksi, apalagi pembaca menjadi peran penting bagi seorang penulis.
Seorang penulis jangan takut dengan kritikan, karena tanpa kritikan kita tak akan pernah tahu sejauh mana nilai ukur kita sebagai seorang penulis. Seperti sebuah perumpaan, pohon akan berbuah lebat jika terus dirawat. Diberi pupuk dan disiram, seperti itulah yang terjadi pada seorang penulis. Jangan membiarkan waktu yang mematangkan hasil-hasil karya tulis kita. Jika orang sakit, maka jika ingin sembuh harus minum obat. Maka obat bagi seorang penulis adalah juga harus banyak membaca dan menggali sumber ilmu.
Setelah sekian tahun bergelut di dunia kepenulisan, akhirnya saya bisa menyimpulkan bahwa menulis itu juga membuat wawasan ilmu menjadi bertambah. Lambat tapi pasti, hari-hari yang saya lewati terasa tak berarti manakala saya tidak menulis sesuatu, meski itu hanya sebuah copas (tulisan kecil). Mungkin terlalu berlebihan kalau saya mengatakan menggeluti dunia kepenulisan sebagai pelampiasan rasa cinta kepada dimensi ilmu. Atau mungkin juga karena ada hal-hal lain, sehingga perasaan cinta itu harus dituangkan dalam berbagai cerita.
Sekali lagi, bahwa cinta itu memang sebuah misteri yang kadang terjadi tanpa direncanakan atau tanpa disadari. Kita tak akan bisa pastikan jika esok hari kita akan bertemu kemudian berteman dengan seseorang, terkecuali dengan orang yang sudah kita kenal. Pertemuan itu bisa secara langsung, bisa juga melalui dunia maya atau sosmed. Dari pertemuan itu, kemudian kita saling jatuh cinta, kita juga tidak pernah tahu.
Perjalanan demi perjalanan sebagai penulis, saya lewati tanpa merasakan ada beban yang mengganjal. Semua berlangsung secara alamiah, dan saya merasa sangat nyaman. Tanpa sadar sebagai penulis yang berkecimpung di dunia karya fiksi, banyak melahirkan kata-kata yang bernuansa keindahan, dengan personifikasi dan metafora, yang akhirnya menjadi karya-karya bernuansa cinta. Beberapa pembaca yang menikmatinya seakan terbius oleh hipnotis kata-kata, meski saya sangat menyangsikan kalau beberapa pembaca menafsirkannya, bahwa tulisan merupakan cermin dari bahasa hati.
Apakah saya lagi jatuh cinta? Kalau ini betul terjadi, tentu ada yang salah dalam diri saya. Pembaca tentu memiliki sudut pandang berbeda dengan penulis. Apa yang saya alami, karena bentuk perasaan syukur semata-mata kepada Tuhan. Melalui tulisan, saya dapat mengungkapkan perasaan cinta kepada Tuhan, yang telah memberikan semuanya kepada saya. Tetapi di seberang sana, ada beberapa pembaca yang entah bagaimana karena membaca beberapa copas tulisan saya, bahwa dia ingin mendapatkan sebagian makna cinta dalam kehidupan nyata. Sebut saja beberapa di antaranya Atik Yulia dan Niken (nama samaran).
Saya sadar, sebagai seorang yang ingin berbuat kebaikan walau hanya melalui tulisan, saya tidak ingin merusak hubungan baik ini. Apalagi sampai melukai perasaan seorang perempuan. Saya pun menjelaskan dengan jujur, bahwa apa yang saya maksudkan dalam tulisan-tulisan bertema cinta, itu semata-mata karena rasa cinta saya yang sangat mendalam kepada Tuhan. Tidak mungkin saya dapat menulis dengan baik, tanpa adanya anugerah dari Tuhan.