sepasang cahaya tak lagi tersenyum
bidadari pun tak pernah melukis langit
hanya keluh angin mendesah
kibaskan kabut awan
kadang riuh menggelepar
hujan mengguyur tanpa pernah khawatir tanah-tanah tersiram murka
seharusnya sajakku meminjam catatan malaikat
harus dengan cara apa agar Tuhan mendengarkan keresahanku
aku sadar, lisanku ini menjadi riak ombak
yang memapas ketulusan dan kecintaanku pada Ilahi
hari-hari berjalan seakan menunggu badai yang tidak pasti