Lihat ke Halaman Asli

Majas Rindu

Diperbarui: 4 Januari 2021   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam tergelincir pelan 

seperti hadirkan peraduan baru

meneduh syahdu nyanyian sumbang, tertikam duri rindu 

dan larutkan bejana waktu, ketika esok belum tiba 

di antara dua kelok penantian

penghujung malam pun menanti untuk menjemput 

Haruskah puisiku bertanya pada Tuhan 

di sisi mana kurebahkan segala gelisah

bait-baitku telah basah kuyup 

menerjang pekat malam, yang mulai berselimut kabut embun 

hingga lentik malam menuai majas metafora

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline