Malam tergelincir pelan
seperti hadirkan peraduan baru
meneduh syahdu nyanyian sumbang, tertikam duri rindu
dan larutkan bejana waktu, ketika esok belum tiba
di antara dua kelok penantian
penghujung malam pun menanti untuk menjemput
Haruskah puisiku bertanya pada Tuhan
di sisi mana kurebahkan segala gelisah
bait-baitku telah basah kuyup
menerjang pekat malam, yang mulai berselimut kabut embun
hingga lentik malam menuai majas metafora