Malam pecah dan mengalir pada rongga waktu
menusuk ingatan di duka tersisa
tergilas dalam bencana batin
ketika senyum itu mulai kering
tersimpan pada pusara bisu
tak lagi menyisakan canda, saat masa kecilku terhapus mimpi
Seandainya putaran waktu mengalir bagai sajak
kubacakan sekali lagi sisa air mataku yang telah terbasuh
meski kini, tak pernah kupanggil sebuah nama, Ibu
dan kuhidupkan dalam sisa napasku
Ibu, begitu sepikah dirimu