Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Aku Bertasbih untuk Ibu

Diperbarui: 24 Februari 2020   23:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam pecah dan mengalir pada rongga waktu

menusuk ingatan di duka tersisa

tergilas dalam bencana batin

ketika senyum itu mulai kering

tersimpan pada pusara bisu

tak lagi menyisakan canda, saat masa kecilku terhapus mimpi

Seandainya putaran waktu mengalir bagai sajak

kubacakan sekali lagi sisa air mataku yang telah terbasuh

meski kini, tak pernah kupanggil sebuah nama, Ibu

dan kuhidupkan dalam sisa napasku

Ibu, begitu sepikah dirimu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline