sehimpun kata melekat
pada bibirmu yang tak pernah bergincu
entah kenapa kesederhanaanmu
mengalir begitu saja
hingga aku tersadar dengan segala kekalahanku selama ini
lisanku seperti malaikat tanpa dosa
engkau telah menyadarkan bibirku yang penuh nista
penuh beralaskan kemunafikan
seperti buku yang berbaris pada rak ingatan
dan itu membuat orang lebih menjunjung keniscayaan sebuah kehormatan
terjebak dalam poligami kata