Beberapa waktu yang lalu kami Penyuluh Kehutanan UPT KPH Ajatappareng berkunjung ke Sentra Anyaman Kerajinan Bambu yang berlokasi di Desa Pancana Kabupaten Barru. Di tempat ini sudah menggunakan teknik coiling (teknik gulung) pada anyaman bambu. Teknik coiling ini merupakan hasil pengembangan tim riset oleh M. Ihsan, Denny Willy, Jon Martono dan lain-lain. Riset desain produk ini bertujuan untuk memberikan alternatif teknik baru dalam pengolahan bambu yang sebelumnya terbiasa dengan teknik anyaman konvensional.
Melalui teknik gulung ini (coiling), bambu dikembangkan menjadi material untuk beragam desain produk baru. Mulai dari peralatan makan hingga lampu meja. Di Sentra anyaman kerajinan bambu ini telah menggunakan teknik coiling pada dudukan tutup bosara/tudung saji, pada lampu meja dan tempat kue. Teknik coiling ini biasanya digunakan untuk membentuk produk yang bentuknya bulat, oval atau lonjong.
Adapun cara menggunakan teknik coiling yaitu :
- Bambu yang sudah diiris tipis dililitkan pada pola yang sebelumnya sudah dibentuk.
- Irisan bambu dimasukkan dengan cara dililit secara bertahap sampai memenuhi pola, usahakan agar bambu tersusun rapat dan jangan sampai longgar.
- Setelah terisi penuh dengan lilitan bambu kemudian diberi lem agar tidak lepas setelah itu produk dikeringkan dengan cara dijemur.
- Produk bambu yang sudah kering ini kemudian dihaluskan menggunakan gurindam.
- Terakhir diberi vernis untuk finishingnya.
Lama pengerjaan teknik coiling tergantung dari besarnya produk dan bentuk produknya. Untuk produk yang ukurannya besar bisa dikerjakan selama 1 hari. Tetapi jika sudah biasa maka bisa dikerjakan hanya dalam beberapa jam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H