Fokus Bisnis
Potensi Gojek yang terus bertumbuh turut diperkuat oleh tren penggunaan layanan digital oleh konsumen paska pandemi. masyarakat tetap berminat dan bahkan berniat meningkatkan intensitas penggunaan layanan berbasis digital. Di mana dalam 12 bulan ke depan, 75% masyarakat di Indonesia berencana tetap menggunakan layanan transportasi, 82% masyarakat berniat terus menggunakan layanan pesan-antar makanan dan 82% berniat untuk terus berbelanja e-commerce yang merupakan potensi bagi layanan pengiriman barang. Langkah Gojek untuk fokus pada perubahan tren masyarakat di era digital mendapat apresiasi dan dukungan penuh dari Pemerintah. Gojek pun siap menjawab pergeseran tren mobilitas masyarakat di tahun ini. Tak hanya dari sisi standar keamanan dan higienitas tertinggi pada moda transportasi, namun lebih jauh kepada kehadiran transportasi urban yang terintegrasi, serta opsi mobilitas yang lebih ramah lingkungan.
Fokus pertama Gojek adalah keterandalan layanan. Dia menuturkan, servis terbaik kepada konsumen tetap menjadi fokus utama Gojek hingga saat ini. Termasuk di tengah kondisi pandemi seperti sekarang, di mana Gojek akan semakin memperluas layanan GoRide dan GoCar Protect+. Selanjutnya ada proteksi Tambahan PerjalananAman+. Bekerjasama dengan Prodigi dan Asuransi Sinarmas Jiwa, Gojek memberikan manfaat perlindungan tambahan sebesar seribu rupiah. Perlindungan ini menjadi pelengkap atas asuransi perjalanan dasar yang tersedia untuk seluruh layanan transportasi Gojek.
Fokus kedua Gojek adalah integrasi antar layanan transportasi. Bersama PT KCI, Gojek berupaya menghadirkan transportasi yang lebih terintegrasi. Melalui GoTransit, Gojek akan mengintegrasikan layanannya dengan layanan KRL Commuter Line. Dengan integrasi ini, penumpang akan dapat membeli tiket KRL lewat aplikasi Gojek, merencanakan paket perjalanan bundling menggunakan GoRide/GoCar dan KRL, serta menikmati fasilitas titik jemput atau area tunggu yang sejak beberapa tahun belakangan ini telah Gojek bangun di beberapa stasiun KRL.
Aplikasi sistem Informasi
Dalam memberikan pelayanan transportasi umum kepada masyarakat Indonesia, Gojek menggunakan berbagai teknologi sistem informasi untuk mencapai tujuannya. Berikut ini merupakan teknologi sistem informasi yang digunakan oleh Gojek:
1. Teknologi end-user, Teknologi inilah yang memungkinkan konsumen untuk menggunakan Gojek melalui aplikasi smartphone di android atau aplikasi smartphone di IOS dengan mudah.
2. Instant courier
Gojek menyediakan jasa instans courier untuk pengiriman secara real time. Nah, untuk menjamin keberhasilan instant courier ini, sistem ecommerce dapat menentukan harga yang perlu dibayar berdasarkan jarak tempuh dan waktu yang diperlukan untuk mengirimkan barang dari lokasi pengemudi ke konsumen.
3. Transport
Layanan transport juga merupakan layanan utama Gojek. Untuk memberikan layanannya tersebut, Gojek menggunakan sistem ecommerce untuk menentukan lokasi penumpang, tempat tujuan, dan memberikan konfirmasi harga yang perlu dibayar.
4. Food delivery
Peran sistem informasi juga penting dalam menyediakan food delivery karena konsumen bisa tahu apa saja menu makan yang tersedia, biaya yang perlu dibayar untuk makanan atau jasa pengiriman, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan agar pesanannya bisa sampai.
5. Shopping
Shopping merupakan contoh utama dari sistem ecommerce karena konsumen bisa membeli barang yang ada di toko dengan biaya yang pasti dan tanpa perlu datang ke tokonya.
Biaya Pengembangan Perusahaan Gojek
Gojek pertama kali mendapatkan kucuran dana dari NSI Ventures pada Juni 2015 dengan besaran dana yang tidak dipublikasikan. Pada Oktober 2015, Gojek kembali mendapatkan kucuran dana. Kali ini dari Sequoia Capital dan DST Global yang juga tidak disebutkan jumlahnya. Biaya sewa aplikasi sejatinya digunakan untuk pengembangan dan pemeliharaan teknologi, biaya sales, marketing, promosi kepada pelanggan, termasuk juga insentif kepada mitra driver serta inovasi lainnya.
Dalam upaya melakukan pengembangan aplikasinya, Gojek mengakuisisi beberapa perusahaan di India dan membuka kantor di Bengaluru, sebuah daerah yang terkenal sebagai "Silicon Valley-nya India". Hubungan Gojek dengan India bermula pada April 2015, saat Gojek menyewa C42 Engineering, sebuah perusahaan rekayasa perangkat lunak selama dua bulan di Jakarta untuk membereskan kekutu (bug) dalam aplikasi mereka. Hubungan ini tercipta berkat Sequoia Capital yang merupakan salah satu investor Gojek.
Februari 2016, Gojek akhirnya mengakuisisi C42 Engineering beserta CodeIgnition, perusahaan pengembangan aplikasi di New Delhi yang sebelumnya juga pernah bekerja untuk Gojek. Kedua perusahaan teknologi ini ditugaskan membantu meningkatkan sistem IT untuk menanggulangi jumlah pengguna yang makin banyak. Pada saat itu, pertumbuhan Gojek melaju dengan cepat. Jumlah pengunduh aplikasinya mencapai 11 juta dengan 200 ribu sopir Gojek. Pada tahun yang sama, tepatnya pada September 2016 Gojek mengakusisi Pianta, sebuah startup lokal di India yang menyediakan layanan kesehatan seperti terapi fisik, perawat, hingga pengumpulan sampel untuk pemeriksaan di laboratorium. Menutup tahun 2016, Gojek mengakuisisi startup keempatnya di India yaitu LeftShift, perusahaan yang bergerak di bidang aplikasi Android, iOS, dan situs internet.