Lihat ke Halaman Asli

Manfaat Pemeliharaan Ayam Pelung

Diperbarui: 3 Juni 2016   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ayam pelung merupakan salahsatu ayam buras khas Indonesia, yang awalnya berasal dan daerah Cianjur Jawa Barat. Tetapi sekarang sudah menyebar kedaerah lain seperti sumatera,Jawa tengah dan Iain-lain. Ternakunggas diantaranya bangsa ayam merupakan sumber protein yang relatif murah seperti daging dan telur ayam. Sehingga beternak ayam didaerah yang daya beli masyarakatnya rendah sangat tepat karena dapat memenuhi akan kebutuhan protein hewani. Dengan demikian isu nasional bahwa banyak balita yang malnutrisi atau kurang gizi atau busung lapar dapat dicegah.

Dalam kegiatan beternak ayam pelung ada beberapa aspek yang harus diperhatikan diantaranya: lokasi kandang, kandang dan peralatan kandang, pakan, bibit, tatalaksana pemeliharaan serta penanganan kesehatan.

Adapun manfaat dari beternak ayam pelung adalah:

  • Sebagai hobby, karena sesuatu yang menarik dan ayam pelung seperti suara yang besar, merdu, panjang dan warna yang menarik, sehingga bagi yang mendengar dan melihatnya dapat mengurangi stress.
  • Dapat sebagai penambah pendapatan keluarga, karena nilai jual yang cukup tinggi atau mahal
  • Dapat memanfaatkan pekarangan sehingga produktif
  • Hasil sampingan berupa kotoran (faeses) ayam dapat digunakan sebagai pupuk organik yang baik
  • Dapat mempertahan flasma-nuftah ayam asli Indonesia.

Produksi Ayam Pelung

Ayam pelung mulai bertelur ketika berumur 6 - 7 bulan. Suatu penelitian menyebutkan bahwa ayam pelung mampu bertelur sampai 106 butir/tahun apabila dipelihara secara intensif, namun pada peternak biasanya ayam pelung hanya mampu bertelur sebanyak 40-60 butir per tahun. Produksi telnr ayam pelung per tahun lebih rendah jika dibandingkan ayam jenis lain, seperti ayam ras (290- 320butir), Ayam kedu hitam (215 butir), Ayam kedu putih (197 butir), dan Ayam nunukan (182 butir). ayam kampung (150 butir).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline