Lihat ke Halaman Asli

Menanti Datangmu

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aku terduduk santai disebuah cafe, menatap kejendela dari arah balkon yang kutempati. Kulihat becak-becak dan mobil Ferarri yang hilir mudik. Sekarang jalan di daerah Harmoni nampak ramai, ya, ini waktu pulang jam kerja. Kulirik arloji emas ditangan kananku, pukul 16.30 WIB. Berarti sudah satu setengah jam aku menunggu disini. Segelas kopi dihadapanku sudah dingin, asap yang mengepul tadi sudah sirna. Alunan lagu Fly Away – Stevie Wood terdengar merdu ditelingaku seraya menyesap kopi robusta yang kupesan. Pahit... Manis... Melegakan...  Mataku perih dan meneteskan air mata tanpa bisa kucegah.

“Hei, Rin! Kenapa kamu ada disini?” tegur Emma kaget. “Tentu saja menunggu Farris, Em.” Ucapku tersenyum lebar.

“Rin, kamu harus sabar ya?.. Farris sudah dimakamkan kemarin, kamu ingat kan?” ucap Emma menyadarkanku.

“Kamu bohong!! Kemarin Farris bilang akan menemuiku disini. Dia mau melamarku, Em!” ucapku dengan nada tinggi.

“Sabar ya, Rin.” Ucap Emma meninggalkanku sendiri.
Aku menagis, aku mengingatnya. Saat peti mati Farris dikubur kedalam tanah. Farris meninggalkanku dengan semua luka dan rasa cinta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline