Lihat ke Halaman Asli

VITALIS Nasrudin

Pekerja Sosial

Tuhan Memanggil, Kita Menjawab dengan Prokes

Diperbarui: 9 Maret 2021   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dunia saat ini seakan-akan lumpuh karena pandemi virus corona yang enggan berakhir. Dalam banyak aspek kehidupannya, manusia mengalami aneka kesulitan dan tantangan yang luar biasa. Tidak hanya kesulitan di bidang ekonomi, bidang agama: kerinduan untuk semakin dekat dengan Tuhan menjadi terhalang.  

Lalu, kapankah pandemi yang mencemaskan ini berakhir sehingga semua roda kehidupan manusia bisa kembali berjalan normal? Semua orang sulit menjawab pertanyaan ini. 

Mau tidak mau, umat manusia harus menyesuaikan diri dengan situasi baru dan membiasakan diri dengan kebiasaan hidup baru. Kebiasaan hidup baru tidak hanya dalam interaksi sosial di lingkungan masyarakat tetapi juga dalam kegiatan peribadatan di rumah-rumah ibadat.

Berhubung tingkat penyebaran virus corona sampai saat ini belum bisa diprediksi maka beberapa bulan terakhir, gereja-gereja di hampir seluruh dunia untuk sementara ditutup. Orang mengikuti misa yang diadakan secara online. Apakah itu bisa menjawabi kebutuhan umat untuk berjumpa dengan Tuhan? Tentu ada berbagai variasi jawabannya.

Gereja Keuskupan Agung Ende memberi perhatian yang serius tentang situasi yang sedang dihadapi saat ini. Bapa Uskup, Mgr. Vinsensius Sensi Potokota, Pr melalui surat istruksinya menegaskan supaya setiap pastor paroki mesti hati-hati dalam mengambil kebijakan terkait pelaksanaan kegiatan peribadatan di gereja-gereja.

Uskup Sensi memang memberi kebebasan kepada semua pastor paroki untuk mengambil kebijakan yang tepat tetapi dengan catatan bahwa paroki bisa melayani misa jika bisa dijamin bahwa prokesnya diperhatikan secara ketat.

Menanggapi hal di atas, gereja Paroki Santo Yosef Onekore per tanggal 28 Februari 2021 mulai mengambil langkah berani dengan memberlakukan kembali misa hari Minggu di gereja paroki. Pertanyaannya, mengapa paroki berani mengambil kebijakan ini.

Alasan yang paling mendasar adalah banyak umat yang memiliki kerinduan untuk kembali merayakan misa. Oleh karena itu, paroki: pastor paroki dan dewannya menciptakan suatu sistem prokes yang sangat ketat dibantu oleh petugas tata tertib yang sudah dilatih dengan juga membatasi jumlah umat yang hadir dalam perayaan ekaristi.

Untuk membatasi jumlah umat yang hadir, paroki menetapkan suatu sistem baru. Setiap orang yang mau mengikuti misa wajib mengambil kupon seperti sebuah tiket. Kupon diambil sesuai dengan jadwal misa yang sudah ditetapkan: misa sabtu jam 5 sore, misa Minggu jam 6 pagi, jam 8 pagi dan minggu sore jam 5. 

Dengan mengambil kupon ini, sudah pasti bahwa setiap misa hanya boleh dihadiri sesuai kuota yang sudah ditentukan, kurang lebih 437 orang setiap kali perayaan ekaristi.

Ibu Tuti, salah seorang umat dari Lingkungan 2 dalam sebuah perbincangan memberikan apresiasi atas tata tertib yang sudah berjalan di gereja paroki Onekore. Ini memberikan kenyamanan bagi semua orang yang mengikuti ekaristi di gereja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline