Lihat ke Halaman Asli

Arie Purwana

Be Vegan Make Peace

Makanan Yang Mempengaruhi Suasana Hati

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pernahkah anda sekalian merasakan suatu perasaan atau sensasi yang berbeda ketika mengkonsumsi jenis makanan yang berbeda. Saat makan makanan jenis A misalnya maka kita akan merasakan sensasi A atau jika kita makan jenis makanan B maka kita akan merasakan sensasi B begitu seterusnya. Atau pernahkan kita merasakan setelah makan bukannya tambah segar namun terasa makin lemas atau setelah makan kemudian kita tidur dan saat bangun kita merasakan kelelahan? Atau sering merasa lelah, cemas, takut, khawatir, tertekan dsb? Itu salah satu pertanda ada suatu mekanisme dan pola makan yang tidak beres atau salah dalam tubuh kita.

Makanan apa saja yang dapat memperbaiki suasana hati?
Terdapat banyak makanan yang bisa memperbaiki suasana hati. Salah satu makanan yang dikatakan dapat memperbaiki suasana hati adalah makanan yang bersumber dari bahan nabati seperti buah, sayur mayur, umbi-umbian, biji-bijian dan kacang-kacangan. Penelitian di Cina tahun 2012 menunjukkan bahwa mereka yang mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan daging dan makanan ringan (seperti snack) akan berisiko lebih tinggi untuk mengalami masalah psikologi seperti depresi dan kecemasan.
Makanan yang segar tanpa melalui proses seperti menggoreng, memanggang, membakar, merebus dsb dikatakan juga memperbaiki suasana hati. Menurut penelitian di Inggris tahun 2009, mereka yang mengkonsumsi makanan yang telah diproses berisiko lebih tinggi untuk mengalami depresi, penyakit neurodegeneratif dan kematian.

Selain makanan, olahraga dan aktivitas fisik juga dapat memperbaiki suasana hati. Mekanisme yang bertanggung jawab terhadap perbaikan suasana hati pada aktivitas fisik dan olahraga adalah monoamin dan endorfin. Monoamin dikenal sebagai suatu neurotransmiter dan neuromodulator, penurunan kadar neurotransmiter ini dihubungkan dengan kejadian depresi. Sedangkan endorfin lebih dikenal sebagai morfin yang asli diproduksi oleh tubuh kita yang memberikan efek nyaman dan pengurang rasa nyeri. Olahraga dan aktivitas fisik juga dikatakan menambah kepercayaan diri serta dapat memperbaiki interaksi sosial yang memberikan efek penurunan kecemasan dan depresi.
So.....tunggu apa lagi, perbaiki pola makan anda, lakukan aktivitas fisik dan lakukan olahraga secara teratur.

Be Veg, Make Peace.

Sumber bacaan:
1. Does diet affect our mood? The significance of folic acid and homocysteine.
2. Restriction of meat, fish, and poultry in omnivores improves mood: a pilot randomized controlled trial.
3. The role of nutrition in mental health.
4. Is there any relationship between dietary patterns and depression and anxiety in Chinese adolescents?
5. Dietary pattern and depressive symptoms in middle age.
6. The association of physical activity and depression in Type 2 diabetes.
7. Physical Activity and Cancer.
8. Physical activity, stress reduction, and mood: insight into immunological mechanisms.
9. Physical activity and mental health: the association between exercise and mood.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline