Hari ini marah lagi sama istri. Kenapa PR kakak sampai terbengkalai? Apa karena keasikan pergi belanja sama ibu-ibu tetangga sebelah trus jadi lupa periksa PR kakak. Rasanya marah banget. Waktu baca buku komunikasi guru-ortu serasa tak percaya. Ada dua tulisan merah disana. Kakak tidak mengerjakan dua PR, bukan satu! Ini salah siapa ya? Apakah salahku yang tidak pernah sempat menanyakan ke kakak kegiatannya di sekolah atau karena kesibukan istriku yang ga jelas itu. Kepala terasa cenut-cenut memikirkan semua itu. Seperti lagu cinta cenat-cenut. Tapi sudahlah toh semuanya sudah terjadi. Tinggal mencari solusinya. Ingat, fokus pada solusi bukan masalah.
Tiga puluh menit kemudian………
“Dok! Apa sudah siap untuk praktik?” tegur perawatku.
“Oh…Ok! Saya sudah siap”. Memang kadang dokter harus bisa memisahkan mana masalah pribadi mana masalah pekerjaan. Sering kali jika boleh dibilang selalu, klien tidak mau tahu apa yang sedang dialami oleh dokter. Mereka tidak mau tahu apakah si dokter lagi capek, lagi bête atau lagi sedang ada masalah besar dengan keluarganya atau bahkan ada pasiennya di tempat lain yang juga sedang gawat. Pokoknya mereka pikir “Aku yang terpenting” persetan dengan masalah orang lain. Tapi ga apa-apa kok, itukan sudah tugas dokter.
Setelah tiga jam…..
“Dok! Pasien sudah habis, apa dokter sudah mau pulang?”
Kulirik jam ang ada di HP, waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Aku memang tidak pernah menggunakan jam tangan semenjak jam tangan hadiah dari mertuaku rusak. Jadi sekarang murni mengandalkan jam di HP dan Tanya kiri kanan.
“OK…kita pulang ya.” Jawabku. “Ini gaji kamu untuk hari ini” Besok kita mulai seperti biasa ya” lanjutku.
“OK dok! Hati-hati dijalan ya dok” seru perawatku.
Lumayan hari ini dapat banyak pasien. Alamat bisa nabung untuk persiapan sekolah kakak plus bayar cicilan. Tuhan terima kasih atas rejeki yang Engkau berikan hari ini. Semoga semua rejeki ini dapat memberikan kebahagiaan untuk keluargaku dan orang-orang yang aku kasihi. Semoga semua klien yang aku tangani mendapatkan yang terbaik serta turut merasakan betapa besar rahmat yang Engkau berikan disetiap detik kehidupan ini. Terima kasih Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H