Lihat ke Halaman Asli

Psikoanalisa Sigmund Freud

Diperbarui: 21 November 2022   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sigmund Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Freud mencetuskan aliran psikologi berbasis analisis atau psikoanalisa. Berawal dari mitologi yaitu cerita mengenai Dewi Psyche -- Psyche -- Psikologi yang artinya menganalisis kejiwaan. Freud menganalisis gangguan kejiwaan (personality disorder), dimana manusia merasa terasing dari lingkungan sosialnya. Personality disorder terdiri dari dua yaitu psikopat yang merugikan orang lain serta psikoneurosis tentang perilaku memaki, mendowngrade diri sendiri,  dan sejenisnya.

Manusia mempunyai 3 tujuan hidup yaitu 1) Mengejar kesempurnan; 2) Mendapatkan kenikmatan seperti terpenuhinya kebutuhan sosial, kebutuhan psikologis, dan kebutuhan biologis; 3) Menghindarkan diri dari ketidaknikmatan. Menurut Freud, manusia memiliki 3 tingkat kesadaran. Pertama, tak sadar atau unconcious, seperti impuls yang dibawa sejak lahir. Kedua, pra sadar atau preconcious, seperti lamunan, mimpi, latah. Ketiga, sadar atau concious, seperti punya ingatan, pikiran, perasaan. Selanjutnya, struktur kepribadian manusia tersusun dari tiga sistem pokok, yakni 1) Id (Das Es) yang merupakan aspek biologis seperti dorongan primitif, traumatik, kesenangan yang akan membentuk perilaku sosial yang baik maupun tidak baik; 2) Ego (Das Ich) yang merupakan aspek piskologis seperti hawa nafsu; 3) Super ego (Das Ueber Ich) yang merupakan aspek sosial seperti pengendalian diri.

Selanjutnya, adanya energi psikis yang berasal dari fisiologi yang bersumber dari makanan membuat kesadaran, pra sadar, ketidaksadaran, id, ego, superego bisa bekerja dengan baik. Energi psikis tersebut disimpan dalam insting. Freud menyatakan bahwa terdapat dua insting dalam diri manusia yaitu insting hidup (eros) yang menjadi dorongan survival serta reproduksi dan insting mati (thanatos) yang bersifat destruktif. Dalam insting hidup, energi yang dipakai adalah libido dan energi yang dipakai dalam insting mati adalah agresi. Dalam konteks berikutnya, Freud memisahkan tipe kecemasan menjadi tiga. Pertama, kecemasan realistik yang merupakan rasa takut/khawatir untuk hal yang belum terjadi. Kedua, kecemasan neurotik yang merupakan rasa takut kepada orang yang lebih berkuasa. Ketiga, kecemasan moral yang merupakan rasa takut untuk melanggar nilai dan norma.

Kemudian, Freud menyatakan bahwa mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh seorang individu ada sembilan. Pertama, represi artinya menekan segala sesuatu yang dapat menimbulkan kecemasan. Kedua, pembentukan reaksi yang merupakan tindakan untuk mengganti impuls sebagai defensif. Ketiga, proyeksi, mekanisme yang mengubah kecemasan neurotik atau kecemasan moral menjadi kecemasan realistik. Keempat, displacement atau pemindahan reaksi, melampiaskan perasaan kepada orang ke-3. Kelima, rasionalisasi, pencarian kebenaran atas dorongan yang sebenarnya dilarang oleh superego. Keenam, supresi, menekan sesuatu yang bisa membahayakan ego ke dalam ketidaksadaran. Ketujuh, sublimasi, bersifat eksternal dan dubenarkan oleh budaya, misalnya pembunuhan yang terjadi dalam peperangan. Kedelapan, kompensasi, meningkatkan kemampuan di bidang tertentu untuk menutupi kelemahan yang ada di dalam suatu bidang tertentu. Terakhir, regresi, menurunkan mentalitas seperti menangis agar orang lain dapat memahami dirinya.

Dalam psikoanalisa Sigmund Freud, perkembangan seksualitas tersusun atas lima fase. Pertama,  fase oral (usia 0 - 3 tahun) misalnya menyusu. Kedua, fase anal (usia 1 -- 3 tahun) merupakan fase untuk membentuk kontrol diri. Ketiga, fase falis/phalic, pada fase ini timbul oedipus/electra complex. Keempat, fase latent (usia 7 -- 8 tahun -- 12 -- 13 tahun), terbangunnya kontak dan kepribadian sosial. Kelima, fase genital (usia 12 -- dewasa), sudah berubah fisiologisnya atau pertumbuhan tanda seksual primer dan sekunder.

TERIMA KASIH.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline