Lihat ke Halaman Asli

PUISI BUAT ALMA. IBU TINI MAROLA BUNGKUNDAPU

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlalu cepat.. dua kata yang terucap dibibir kami saat mengetahui kau pergi

Terlalu cepat.. karena kami baru bisa menapakisatu langkah teladanmu dari berjuta tapak yang kau ukir

Ya terlalu cepat kau dipanggil oleh Tuhan, bagi kami kaum muda..!!!

Kami berpikir dan selalu bertanya:

Bagaimanakah caramu mengumpulkan serpihan-serpihan kekuatan dalam perjalanan hidupmu, sehingga kau selalu kuat menghadapi masa senjamu?

Kami berpikir dan selalu bertanya:

Darimanakah semua senyum & semangat yang kau kumpulkan, sehingga terus membekas dimasa senjamu?

Kami berpikir dan selalu bertanya:

Apakah kami anak muda yang bias-biasa ini kelak bisa menjadi luar bias sepertimu?

Goresan tinta dibuku kehidupan kami belum terisi penuh, tetapi kau telah pergi.

Jika kami menatap lembaran-lembaran kosong yang ada, kami bertanya:

Siapakah kelak yang membantu kami menulis lembaran-lembaranlainnya?

Karena kami perlu guru yaitu engkau..!!!.

Kami sempat lemah, ingin jatuh karena kami tak mampu…!!

Tetapi kami kemudian teringat akan nasehat, senyuman, terguran , sapaan dan ajaranmu di tanah Sintuwu Maroso

Dalam doa kami meminta:

Tuhan mampukan kami untuk melanjutkan teladanmu di tanah kami dan engkau ,Sintuwu Maroso

S’lamat jalan tokoh teladan kami ibu Tini Marola-Bungkundapu..

Sampai jumpa di Yerusalem yang baru..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline