Lihat ke Halaman Asli

Inilah Alasan Gen Z Golput dalam Pemilu

Diperbarui: 2 Februari 2024   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Masyarakat Indonesia tengah diramaikan dengan pemilu 2024 yang akan di gelar pada tanggal 14 Februari 2024 dan masa kampanye yang telah berlangsung sejak 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.

Setiap menjelang tahun politik, generasi muda selalu menjadi rebutan para politikus. Para calon presiden atau wakil presiden akan berusaha mendapatkan perhatian dan menyesuaikan dengan karakteristik generasi tersebut.

Dalam rapat pleno yang digelar KPU pada awal Juli 2023, KPU membeberkan data pemilih muda. Jumlah suara Gen-Z sebanyak 46,8 juta suara atau 22,85 persen.

Berikut rincian lengkapnya jumlah pemilih 2024 berdasarkan generasi:

Generasi Milenial: 33,60 persen atau 68.822.389 jiwa

Generasi X: 28,07 persen atau 57.486.482 jiwa

Generasi Z: 22,85 persen atau 46.800.161 jiwa

Baby Boomer: 13,73 persen atau 28.127.340 jiwa

Pre-boomer: 1,74 persen atau 3.570.850 jiwa

Generasi Z, yang merupakan kelompok masyarakat yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, dihadapkan pada tantangan baru terkait partisipasi politik mereka dalam Pemilu 2024. Beberapa di antara mereka memilih untuk Golput, atau tidak memberikan suara. Artikel ini akan menggali alasan di balik fenomena Golput di kalangan Generasi Z.

Di kutip dari artikel UMN Consulting, Jakarta. Golput masih menjadi momok pada Pemilu 2024. Kampanye politik negatif di ranah digital rentan membuat Gen Z, yang merupakan bagian dari 60% pemilih di tahun 2024, enggan berpartisipasi dalam pemilihan umum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline