Ada beberapa pengetahuan menarik yang saya dapatkan dari kunjungan saya ke San Fransisco. Pertama, saya jadi tahu kenapa Golden Gate Bridge tidak berwarna gold seperti namanya.
Pengetahuan kedua adalah tentang fortune cookie atau kue keberuntungan. Fortune cookie adalah kue kering yang didalamnya disisipkan kertas kecil berisi pesan.
Berkunjung ke San Fransisco rasanya tidak lengkap bila tidak mampir ke Chinatown-nya. Chinatown San Fransisco adalah Chinatown terbesar di dunia (di luar Asia) dan juga tertua di Amerika Serikat, yaitu sejak tahun 1848. Bahkan ada yang menyebut, kunjungan wisatawan di San Fransisco lebih banyak ke Chinatown daripada ke Golden Gate Bridge. Banyak tempat bersejarah yang dapat kita lihat di Chinatown.
Salah satu yang menarik adalah Golden Gate Fortune Cookie Factory. Menyimak dari namanya, saya sempat membayangkan seperti pabrik pada umumnya.
Namun ternyata ini lebih menyerupai toko. Berlokasi di sebuah bangunan yang menyerupai ruko, didalamnya dijual berbagai macam fortune cookies dengan beragam rasa.
Yang membuatnya terkenal karena mereka masih menggunakan metode tradisional untuk membuat fortune cookie dan pengunjung dapat melihat langsung bagaimana pekerja membuat fortune cookie, bagaimana mereka menyisipkan kertas pesan.
Bahkan kita juga bisa membuat pesan kita sendiri untuk dimasukan ke dalam cookie. Ide yang menarik untuk hadiah atau oleh-oleh. Walaupun harganya jadi cukup mahal, yaitu $1.5 untuk 2 cookies, bila dibandingkan membeli fortune cookie biasa yang dihargai $5 untuk 1 kantong kecil.
Pertemuan saya dengan fortune cookie berikutnya adalah pada saat makan di restoran cina. Setiap selesai makan, pasti diberikan fortune cookie. Anggapan saya selama ini kalau fortune cookie berasal dari Cina, semakin teguh.
Hingga saat saya berkunjung ke Japanese Tea Garden Golden Park. Tempat ini awalnya dibuat sebagai pameran "Desa Jepang" pada California Midwinter International Exposition di tahun 1894.
Ketika pameran berakhir, arsitek lansekap Jepang Makoto Hagiwara, dengan persetujuan wali kota, melanjutkan memelihara taman ini. Ia mencurahkan sepenuh hati segala bakat, kemampuan dan bahkan kekayaan pribadinya untuk menciptakan taman yang indah.
Ia sempat dipecat oleh walikota anti Jepang, namun walikota baru mempekerjakannya kembali. Sebagai wujud terima kasih kepada orang-orang yang telah membantunya, ia membuat kue pada tahun 1914 dan menyisipkan ucapan terima kasih di dalam kue tersebut.