Lihat ke Halaman Asli

Visca

TERVERIFIKASI

Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Peran Komunitas Yahudi dalam Birunya Kota Chefchaouen

Diperbarui: 7 Juni 2019   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: dokpri

Chefchaouen. Kota yang pasti tak asing lagi bagi yang sering melihat-lihat "Pinterest", karena Chefchaoeun memang salah satu kota yang sangat indah untuk dijadikan objek foto. 

Chefchaouen terletak di ujung utara Maroko dan menjadi salah satu kota tujuan utama  bagi yang berkunjung ke Maroko. Lokasinya terbilang cukup jauh dari Casablanca, ibukota Maroko. Perlu sekitar 5 jam perjalanan dengan mobil.

Chefchaoeun memang indah. Seluruh bangunan di kota tersebut, dicat dengan warna biru dan putih. Lansekap tanahnya yang berbukit-bukit membuat ketinggian bangunan menjadi beragam dan terlihat dinamis.

Sumber: dokpri

Tempat yang menarik untuk dikunjungi di Chefchaoeun, seperti umumnya kota-kota di Maroko, adalah kota tuanya, yang disebut "medina". Di dalam medina, biasanya kita akan menemukan "Kasbah" dan "souk". Kasbah adalah benteng pertahanan dan souk adalah pasar. 

Bisa dibayangkan serunya berkeliling di medina. Menelusuri gang-gang sempit yang di kiri-kanannya terdapat bangunan-bangunan tua yang memiliki nilai historis. Ditambah lagi banyak diantara bangunan tua tersebut yang difungsikan sebagai toko. 

Menjadi menarik, karena barang-barang yang dijual pun memanjakan mata. Bumbu dapur beraneka warna yang disusun mengerucut tinggi. Karpet khas suku Berber yang warna-warni. Buah dan sayur segar beraneka warna. Juga tak ketinggalan cenderamata yang beberapa hanya bisa ditemukan di Chefchaouen. 

Sumber: dokpri

Kesemua atribut tersebut semakin mempertegas keindahan dan keunikan Chefchaouen. Walaupun yang membuat Chefchaeoun paling unik adalah nuansa biru yang meliputi seluruh kota. 

Kenapa dicat biru? Kita harus napak tilas menelusuri sejarah Maroko 2000 tahun yang lalu, dimana pada saat itu terdapat komunitas Yahudi yang mencapai lebih dari 300.000 jiwa di Maroko. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline