Lihat ke Halaman Asli

Mauraqsha

Staff Biasa di Aviasi.com

Destinasi Wisata itu Milik Siapa?

Diperbarui: 8 Agustus 2022   16:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana di Gili  (foto : Herwin Prabawananda)

Judul ini sengaja penulis pilih karena sangat sesuai untuk menggambarkan apa yang telah terjadi pada pengembangan destinasi wisata akhir akhir ini yang menimbulkan resistensi dari beberapa anggota masyarakat utamanya yang bertempat tinggal dan mencari pencahariannya di sekitar destinasi wisata.

Jika kita berbicara mengenai destinasi wisata maka ada beberapa pihak didalamnya yaitu pihak langsung dan tidak langsung berhubungan dengan destinasi wisata.

Pihak langsung mencakup pelaku wisata sebagai pihak yang melakukan wisata (wisatawan), pelaku usaha wisata seperti pemilik hotel, restoran, pengelola tur dan lainnya, kemudian pihak Pemerintah dan terakhir pihak masyarakat sekitar pada sebuah destinasi wisata.

Sedangkan pihak tidak langsung adalah pihak media yang cakupannya sangat luas mulai dari platform berita, blogger, hingga platform wisata online yang berperan aktif dalam memberikan segala informasi yang berkaitan dengan destinasi wisata, selain media juga ada pihak akademis yang melakukan penelitian dalam hal yang berkaitan dengan pengembangan destinasi wisata seperti sumber daya manusia dan sumber daya alam.

Judul tulisan ini berangkat dari keadaan dimana adakalanya (baca : sering) salah satu pihak langsung tersebut merasa tidak hanya memiliki suara terbanyak tetapi juga berhak memutuskan segala sesuatu nya walau dengan dalih seperti sudah melalui penelitian dan pertimbangan matang serta sudah berdialog dengan masyarakat sekitar dan pihak pihak lain.

Pada kenyataannya adakalanya kita melihat ada penolakan berupa demo dan sebagainya setelah itu, dengan meninggalkan pertanyaan dimana dan dengan masyarakat mana dialog itu dilakukan ?

Padahal destinasi wisata pada dasarnya milik seluruh masyarakat Indonesia baik yang berada di sekitar maupun diluar daerah serta tidak terbatas untuk masyarakat pada generasi saat ini saja melainkan generasi generasi selanjutnya, kata masyarakat pada konteks kepemilikan disini jadi terlupakan dan bahkan dilewati oleh salah satu pihak langsung tersebut.

Destinasi wisata dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan pada akhirnya perekonomian nasional, ini merupakan dasar dan tujuan utama dari pengembangan sebuah destinasi wisata dan tidak seharusnya dijadikan kedok ataupun justifikasi.

Pengembangan destinasi wisata tidak terbatas pada infrastruktur atau fasilitas pendukung saja tetapi juga pada seberapa besar peran dan andil masyarakat sekitar karena mereka juga lah sebagai pihak yang akan menikmati hasil dari jerih payah nya sendiri dalam membangun daerah tempat mereka menjalani hidup sehari hari.

Pengembangan sumber daya manusia pada destinasi wisata tidak hanya terbatas pada bagaimana masyarakat menghasilkan produk kerajinan dan produk khas daerah dan lainnya, tetapi juga pada bagaimana masyarakat dapat menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan yang berkunjung dengan meningkatkan kemampuan dan keahlian seperti pelatihan pelatihan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline