Lihat ke Halaman Asli

Mauraqsha

Staff Biasa di Aviasi.com

Telemedicine pada Penerbangan, Bisakah Atasi Keadaan Darurat saat Perjalanan?

Diperbarui: 5 Agustus 2022   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Telemedicine (Tumisu/pixabay.com)

Kedengarannya mungkin menakutkan bila terjadi keadaan darurat medis dan terlebih bila itu menimpa pilot yang memegang kendali pesawat, meski demikian keadaan darurat medis bisa terjadi juga selama penerbangan (inflight).

Beberapa kejadian darurat medis pernah terjadi di seluruh dunia baik itu yang terjadi pada penumpang maupun kru pesawat, pilot dan kru kabin.

Presiden dari perusahaan jasa keuangan American Express meninggal akibat serangan jantung dalam penerbangannya dari Tokyo ke New York pada tahun 2015.

Beberapa kejadian darurat medis juga terjadi pada pilot diantaranya pilot United Airlines dengan nomor penerbangan 603 serta yang baru baru ini terjadi pada pilot salah satu maskapai kita dalam penerbangan dari Surabaya (SUB) menuju Makassar (UPG).

Untuk kejadian darurat yang menimpa pilot ini sempat memicu perdebatan mengenai perubahan umur pensiun pilot pada Age-60 rule yang berlaku pada umur 65 tahun yang sebelum tahun 2004 adalah 60 tahun.

Pengalihan penerbangan (diversion) bisa dilakukan atas keputusan terakhir pada Captain Pilot dengan berbagai faktor pertimbangan yang matang seperti kondisi kesehatan penderita, jarak posisi pesawat dengan bandara terdekat, fasilitas kesehatan pada bandara dan lainnya.

Namun bagaimana dengan saat  penanganan medis sangat diperlukan dalam sebuah penerbangan (inflight) dan tidak ada penumpang yang berprofesi dalam bidang medis seperti dokter atau perawat medis?

Dalam sebuah penerbangan dari London ke Dubai, seorang penumpang menyadari bahwa dia lupa membawa obat-obatan nya, keadaan ini akan mempengaruhi perjalanan bisnis nya di Dubai terlebih obat-obatan tersebut sangat krusial bagi kesehatannya.

Dia kemudian menghubungi seorang dokter berbasis di Inggris dengan menggunakan aplikasi yang terhubung dengan wifi pesawat, setelah konsultasi obat-obatan yang diperlukan sudah tiba di hotel di Dubai tempat penumpang tersebut menginap.

Pelayanan konsultasi kesehatan jarak jauh ini bernama telemedicine yang sudah muncul setidaknya pada tahun 1920 an namun pihak NASA lah yang secara masif mengembangkan dan mempromosikannya untuk memonitor kesehatan para astronotnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline