Lihat ke Halaman Asli

Mauraqsha

Staff Biasa di Aviasi.com

Program Voluntourism Ada Baiknya Terfokus pada Destinasi Wisata

Diperbarui: 9 Agustus 2022   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustasi oleh Gerd Altmann/Pixabay.com

Voluntourism adalah penggabungan antara sukarela (volunteer) dan wisata (tourism) yang sudah dikenal beberapa tahun terakhir ini.

Secara definisi voluntourism sangatlah positif baik pada kegiatannya maupun dampaknya, namun seiring dengan waktu kata voluntourism ini justru berdampak tidak baik pada beberapa kasus, mengapa demikian?

Bila kita membaca artikel-artikel mengenai voluntourism di internet, kita justru lebih banyak menemukan hal yang negatif daripada hal positifnya, apa yang membuat ini terjadi?

Beberapa kasus misalnya mengenai adanya human trafficking yang melibatkan anak-anak pada program orphanage atau panti asuhan kemudian adanya pekerja sukarela yang tidak memiliki keahlian yang cukup bekerja di konstruksi dan hal yang lain ini adalah serupa atau mirip dengan kasus yang baru baru ini terjadi di Indonesia yaitu penyalahgunaan donasi.

Program voluntourism biasanya ditawarkan oleh agen serta pihak-pihak langsung yang sudah melakukan program sukarela di sebuah tempat dengan menawarkan paket wisata yang disertai dengan kerja sukarela yang dapat meliputi bekerja di panti asuhan anak, konstruksi, dan lainnya.

Kedengarannya memang menarik karena dengan berlibur kita juga bisa melakukan kebaikan bagi orang lain, dan bagi yang berjiwa sosial mungkin ditambah dengan bertemu dengan muka muka baru dan menjalin hubungan sosial dengan mereka.

Jika kita membaca berita-berita tadi maka kita mungkin bisa simpulkan bahwa tidak ada yang salah dengan program voluntourism akan tetapi pelaksanaannya yang kurang tepat serta ditambah dengan adanya oknum-oknum yang mempergunakan kesempatan untuk menjalankan agendanya sendiri sehingga keluar dari jalur voluntourism.

Misalnya ada orang yang ikut program voluntourism hanya untuk konten di sosial media, di mana dia memposting foto-foto yang sebenarnya kurang tepat untuk dikonsumsi publik.

Pada dasarnya bila kita ingin melakukan kebaikan, kita tidak perlu pengakuan dari orang atau pihak lain baik itu berupa likes di akun medsos maupun berupa sanjungan di komen, karena kepuasan hati membantu sudah cukup untuk membahagiakan diri kita sendiri.

Selain dari itu, periode waktu yang singkat dinilai oleh banyak pihak tidak akan membawa dampak yang dalam serta bersifat jangka panjang, misalnya apakah waktu 2 minggu cukup untuk mengajarkan para penduduk berbahasa asing yang sebelumnya mereka tidak mengenal sedikit pun?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline