Atas dasar pemberitaan Kompas.com pada hari ini tanggal 29 Juni 2022 dengan judul "3 Alasan Lion Air Minta Tarif Batas Atas Tiket Pesawat Dinaikkan", di mana penulis ingin menyampaikan opini pada alasan ketiga.
Sebab dari tidak menyinggung kedua alasan lainnya yaitu kenaikan harga avtur dan biaya spareparts karena keduanya dipengaruhi oleh keadaan atau situational, yaitu geopolitik dan kurs valuta.
Sedangkan alasan ketiga adalah penambahan waktu tempuh pesawat yang diakibatkan peningkatan lalu lintas udara, yaitu di bandara terutama pada waktu waktu sibuk.
Pesawat yang akan lepas landas pada jam jam sibuk pastinya harus mengantri untuk dapat lepas landas mengingat banyaknya pesawat dengan jam keberangkatan yang berjarak berdekatan, belum lagi ketika harus mengantri karena banyaknya pesawat yang harus mendarat.
Hal ini jelas mengakibatkan penambahan waktu tempuh pesawat dan pastinya akan juga berimbas pada penggunaan bahan bakar pesawat yang melebihi dari seharusnya.
Penggunaan bahan bakar pesawat pada stage taxiing (taxi fuel) dari terminal hingga saat hendak take off jelas akan bertambah karena adanya antri tersebut selain dari penambahan waktu tempuh dari antrian tersebut.
Pada jam jam sibuk yang biasanya pada pagi hari, siang hari dan menjelang malam hari, bandara seperti Soekarno Hatta akan dipenuhi dengan lalu lintas pesawat yang padat, sedangkan pada bandara Ngurah Rai yang hanya dengan sistem single runway, tak terbayangkan lalu lintas pesawat pada masa liburan tiba.
Mengapa maskapai maskapai memilih jam keberangkatan yang berdekatan pada pagi hari?
Jawabannya sederhana yaitu karena pada jam jam tersebutlah permintaan kursi lagi tinggi dari para pengguna transportasi udara, namun dengan menumpuknya jam keberangkatan yang berdekatan akan menambah tekanan pada maskapai itu sendiri.
Keadaan di mana bandara mengalami kepadatan lalu lintas pesawat dapat diperparah pula pada bertambahnya Turn Around Ttime (TAT) yaitu jeda waktu antara pesawat mendarat dan lepas landas kembali, sedangkan TAT merupakan faktor yang krusial pada utilisasi pesawat.